Indonesia
merupakan negara yang merdeka sejak 17
Agustus 1945, Indonesia juga
merupakan Negara plopor kemerdekaan bagi Negara-negara Asia bahkan Dunia.
sebagai negara merdeka Indonesia memiliki wilayah yang bergitu luas di
bandingkan dengan Negara-negara tetangganya di regional Asia Tenggara. Indonesia
juga diperkaya dengan begitu banyak
sumber daya baik manusia maupun alamnya. Namun jika Indonesia berkaca dengan
wilayah tetangganya yang memiliki wilayah tidak lebih dari seperempat wilayah
Indonesia mampu membangun kesejahteraan bagi negaranya terlebih Negara pulau
yang tak lebih besar dari luasnya Jakarta, Singapura mampu menjadi magnet
perekonomian Asia. Melihat Negara tetangga Malaysia yang merdeka pada 31
Agustus 1957, lebih muda 12 tahun
kemerdekaanya dari Negara Indonesia mampu merubah keadaan ekonomi Negara ke level
yang lebih tinggi dari pada Indonesia.
Dan kini merupakan lumbung pencarian devisa Indonesia melaui tenaga kerjanya.
Jika
merujuk pada sejarah perjalanan panjang Negara Malaysia yang merupakan Negara
serumpun dari Indonesia memiliki keterpurukan ekonomi serta identitas bangsa,
ditengah keterbelakangan pendidikan dari mayoritas masyarakatnya hingga di awal
decade 70-an banyak tenaga pendidik di datangkan dari Indonesia untuk mengajar
di berbagai sekolah dan universitas di Malaysia. Mengedepankan pendidikan
merupakan suatu yang menjadi utama untuk dapat menciptakan Malaysia sejahtera.
Sebut
saja Imamudin Abdul Karim, seorang dosen Intstitute Teknologi Bandung di tahun
1960-an yang di undang datang melalui Departeman Pendidikan dan Kebuyaaan
Republik Indonesia untuk mengajar di
Malaysia, pernah menyebutkan keadaan Malaysia yang amat jauh dengan keadaan di
Indonesia dalam buku Zainah Anwar Kebangkitan
Islam Malaysia LP3IS 1990.
Hal
ini merupakan suatu tolak ukur bagi keadaan Malaysia saat ini, ditengah
persiapan menyongsong Komunitas ASEAN di tahun 2015. Malaysia berkembang
menjadi Negara Industri yang merangkak
maju melalui produk unggulan kendaraan bermotor PROTON (Perusahaan Automobile Nasioanal) yang dirintis atas kerjasama
Mitsubishi (Jepang) dengan pemerintah Malaysia di tahun 1984.
Persiapan
matang ini disiapkan jauh-jauh hari sebelum isu komunitas ASEAN bergulir dan
akan di terapkan pada tahun 2015 dan bahkan era globalisasi 2020. Hal ini
didukung oleh kinerja yang dipersiapkan oleh bapak Revolusi Malaysia DR.
Mahathir Mohammad, yang pada awal tahun 70-an melalui The Malay Dilemma yang
merupakan karya monumentalnya mampu mehiptosis kedaan masyarakat Malaysia untuk
lebih dapat bersaing di tatanan Negara maupun
tatanan Internasional.
Kepemimpinan
yang baik, amanah serta memiliki kedisiplinan diterapkan sejak Mahathir naik
menjabat sebagai Perdana Menteri ke Empat Malaysia di tahun 1981. Yang dengan
sekejap Mahahthir di elu-elukan sebagai Pedana Menteri yang lahir dari kalangan
masyarakat biasa yang amat populis di
tengah pola kepimpinannya yang agak otoliter. Dengan bernagai kebijakan yang
berorientasikan masa depan.
Sikap
tegas pempimpin dalam mengatur pemerintahan dan membangun Negara menjadi modal
utama bagi keadaan Malaysia kini. Malaysia berkembang menjadi Negara yang amat
berpengaruh di kawasan ASEAN dan kerap melakukan manuver unjuk kekuatan militer
di kawasan sebagai tanda kekuatan yang dimilikinya. Yang perlu harus dimiliki
pemimpin bangsa Indonesia.
Dengan
demikian ini merupakan suatu pukulan buruk bagi keadaan Indonesia di tengah
keunggulan historisnya terlena dan enggan mengejar ketertinggalan dan menjadi
Negara yang ada di baris belakang dari negara tetangganya yang dahulu mengemis meminta bantuan pengajar
untuk memajukan negaranya. Maka dari itu perlu adanya suatu perubahan yang
cepat untuk mengejar ketertinggalan Indonesia di kawasan regional ASEAN agar
Komunitas ASEAN yang digadang-gadangkan pada 2015 benar-benar akan memajukan
Negara Indonesia yang di mulai dari individu bangsa yang sadar akan perubahan
sikap guna menjadi Negara yang disegani di dunia.
No comments:
Post a Comment