Thursday, 31 July 2014

Pudarnya Politik Islam Indonesia

Islam merupakan  agama yang paling banyak dianut oleh penduduk Indonesia, dengan jumlah tidak kurang 80% dari total keseluruhan jumlah penduduk Indonesia  yang berjumlah 237.556.363 Dengan jumlah penduduk muslim yang begitu banyak. Indonesia telah menjadi negara nomor urut pertama dengan populasi muslim dunia, tidak kurang dari 204 juta penduduk Indonesia beragama Islam.
Namun dengan jumlah populasi yang begitu banyak. terdapat ke unikan tersendiri bagi kehidupan politik di negara ini. Indonesia tidak menerapkan islam sebagai dasar negara seperti dua negara tetangganya, Brunei dan Malaysia. Muslim Indonesia lebih memilih Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Pertarungan politik mengenai penetapan Ideologi bangsa ini berjalan cukup alot dalam sejarah bangsa Indonesia. Hingga muslim Indonesia menerima pancasila sebagai dasar negara Indonesia pada 1 Juni 1945. Melalui pidato yang disampaikan oleh Ir. Soekarno di depan Badan Penyelidik  Persiapaan Kemerdekaan Indonesia. dan disayahkan pada ta 18 Agustus 1945. 
Penerimaan ini tak terlepas dari kebesaran hati muslim indonesia untuk menjadikan pancasila sebagai Ideologi bangsa. Dengan merelakan terlepasnya kata syariat islam dalam salah satu poin pancasila. namun demikian gejolak politik islam indonesia terus berkembang dan bertranspormasi dalam kehidupan bangsa indonesia. 
Hal ini dapat dilihat dalam perjalanan politik Islam sejak Indonesia merdeka. Politik islam sejak kemerdekaan tercerminkan saat lahirnya partai-partai politik islam, sebagai partai yang mewakilkan Islam politik indonesia. saat pemilu pertama di gelar di tahun 1955 dengan jumlah anggota legistaif dari partai-partai islam tersebut berhasil mengambil kursi anggota dewan lebih dari 115 atau 42 % anggota dewan yang mewakili partai islam dari 257 kursi anggota dewan legislatif yang diperebutkan pada pemilu 1955.
Hal ini mencerminkan kuatan islam yang begitu kuat ditengan percaturan politik bangsa Indonesia yang baru lahir dan baru pertama kali mengadakan pemilu. Pada perkembangannya politik islam Indonesia terus mengalami pluktuasi yang hingga akhinya  menjadikan politik islam tidak begitu menarik dan ditinggalkan oleh para pemilihnya. 
Sejak tahun 1977 dimana terjadi Fusi partai dengan mengkrucutkan partai peserta pemilu hanya dengan tiga partai peserta pemilu. Sejak tiga periode pelaksanaan pemilu partai islam yang diwakili Partai Persatuan Pembangunan hanya mendapatkan kursi : 29% 1977, 27% 1982, 15% 1987, 17 %1992  dan 22% 1997. Secara matematis hal ini berbanding terbalik ketika partai islam terpecah pada lima partai  politik pada tahun 1955. islam menjadi kekuatan yang dominan namun setelah terjadi fusi menjadi paratai yang kurang memiliki kekuatan di dalam perolehan kursi anggota Dewan Legislatif yang seharusnya tidak jauh mengurangi prosentase kekuatan politik di dalam keanggotaan Dewan Legislatif.
Pengalaman Sejarah politik Islam terus terulang dan bahkan terasa tidak memiliki kekuatan yang dominan saat dekade terakhir ini. gambaran yang begitu nyata adalah ketika koalisi partai islam terpecah kembali dalam berbagai partai politik.  Upaya fusi partai telah diupayakan para pimpinan partai melalui koalisi partai islam yang bergabung pada koalisi Merah Putih saat pemilihan Umum tahun 2014 tidak dapat mendongkrak suara calon dari pencalonan Presiden dan wakil Presiden yang didukung koalisi tersebut.
Hal ini menjadikan indikasi pudarnya politik islam dilkalangan masyarakat penduduk indonesia telah kurang dan tidak lagi memiliki daya tarik yang tinggi. Sehingga di tinggalkan oleh lebih dari 204 juta penduduk muslim Indonesia. Dengan demikian seacara eksplisit tergambarkan politik islam indonesia telah memudar. dan perlu suatu repolitisasi muslim indonesia agar kekuatan politik islam menjadi kekuatan yang dominan ditengah percaturan politik di indonesia sehingga akomodasi kepentingan ummat muslim indonesia akan lebih terayomi dalam suatu kekuatan politik yang kuat dan bersatu.Sehingga pengalaman sejarah 69 tahun kemerdekaan Indonesia tidak terulang ulang  dan tak mengalami perkembangan yang cukup signifikan tidak terjadi kembali pada periode pemilu selanjutnya. 
 

Friday, 30 May 2014

Disuatu Pagi


Beberapa saat setelah surya mulai bersinar dengan cerahnya
Saat bulan tak bersinar belum menghilang dilangit biru
Ditengah padang bunga abadi
Dikelilingi puncak gunung yang menjulang tinggi
Udara dingin masih menyelimuti
Getar hati menakuti
Kepercayaan menyemangati
Sederet kata yang tak begitu indah
Menutur harap Sekian lama tak tercurah dengan pasti
Kupastikan dengan percayadiri
Apakah kau tak melihatku tertatih
Tak menghiraukan burung bernyanyi agar pergi
Tetap percaya akan kesucian cinta yang lurus putih
Tak membelokan hati
Bersabar tanpa henti
Percaya akan kekasih
Menerima tanpa upeti
Lurus suci
Begitu besar harapan kejujuran hati
Tak berbohong terhadap nurani
Wahai kekasih hati
Berbalas rindu
Berbalas kasih
Berbalas kejujuran
Cinta suci murni
Tak elak harap pergi
Kau tampar sadarkan aku
Tak ada kesucian cinta
Tak ada cinta murni
Begitulah cinta
Tak berubah hingga nanti
Saat orang orang mulai tersadar
Saat ia memilih untuk bangun ketika orang lain terlelap
Memanjatkan doa
Kemudian melangkah menafsirkan ayat ayat suci
Berkelana mensyukuri hidup
Mematri perdaban dalam sebuah bongkahan batu
Yang terbangun atas nurani
Tak terkikis
Mengkristal
Bagai berlian yang keras
Bening berkilau
Menjalani hidup
Menjalani kehidupan
Menemui akhir
Menemui tempat kembali
Tak elok meratap
Tak elok menangis
Berjalan membangun
Hadirkan senyum
Membahagiakan
Menebar kebahagiaan
Berlomba menuju kebaikan

Wednesday, 12 March 2014

Kurikulum 2013 Tak Ramah Globalisasi

Globalisasi sudah di depan mata, Pembukaan Perdagangan Bebas Asia Tenggara yang dimulai tahun 2015 tahun depan menjadi titik  awal Globalisasi di wilayah Asia Tenggara. Kesiapan masing-masing negara merupakan taruhan yang amat berat bagi kompetitor negara-negara Asia Tenggara. terlebih bagi negara-negara yang belum siap dalam menghadapinya.
Kemampuan manajerial pembanguanan negara baik dari sektor Ekonomi dan Sektor Intlektual harus berkesinambungan sehingga terdapat balancing yang kuat dan dapat memperkokoh kekuatan suatu negera atau menjadi negara gagal dan kalah bertarung di era perdagangan bebas tersebut. Era ini merupakan era pembelajaran bagi masing-masing negara anggota ASEAN, Sebelum negara-negara ini akan bertemu lagi dengan saingan-saingan yang lebih kuat di era perdaganagan bebas dunia yang di mulai enam tahun mendatang ditahun 2020.
Sayang begitu sayang, ditengah tantangan tersebut, perubajan kurikulum dilakukan. kesiapan bukan digencarkan namun di kendurkan. Hal ini dapat di lihat dari pengurang jam mata pelajaran. dimana mata pelajaran bahasa Inggris dikurangi jam pengajarannya di kurikulum tersebut dan yang paling oarah adalah penghapusan mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). yang merupakan syarat khusus untuk dapat berkomunikasi ditatanan global.
Persiapan harus dilakukan dengan cepat dan sistematis agar kegemilangan bangsa ini dapat tercapai, mengambil keuntungan lebih besar setelah kesiapan telah matang dan membuahkan hasil. maka tidak mungkin tidak bukan jika negra indonesia akan tetap berdiri dibelakang panggung akibat kesiapan yang kurang.
Maka dari itu, ditengah perubahan kurikulum kedepan yang sudah pasti akan diterapkan rakyat harus siap secara pribadi dalam menghadapi tantangan tersebut. Dengan demikian, pengurangan jam mata pelajaran atau penghapusan mata pelajaran tidak berdamapak negatif. Karena penyiapan pengajaran yang tidak diajarkan telah kita siasati dengan pemberian jam tambahan khusus.
dinataranya dengan menambah bahasa Inggris dan Komputer pada lembaga-lembaga les untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak tersebut. Agar kesiapan generasi mendatang dalam kancah perekonomian global dapat  bersaing dan dapat memenangkan persaingan tersebut, dan tidak akan menjadi kalah akibat kekurangan daya saing dalam berkomunikasi dan menggunkan teknologi.