Friday, 11 March 2016

Masuknya Islam dan Perkembangnnya di Kepualauan Maluku

Ada tiga klasifikasi untuk menganalisa kedatangan Islam di Kepulauan Maluku, diantara kedatangan tersebut antara lain adalah karena perbedaan orang-orang yang menyebarkan islam dimaluku dan  wilayah penyebaran islam di wilayah Kepulauan Maluku.diantara orang-orang dan wilayah tersebut antara lain adalah :
a. Wilayah Maluku Utara
Seperti diwilayah lain di Indonesia ada perbedaan pendapat, tentang bagaimana dan cara Islam masuk wilayah tertentu terutama tentang siapa dan kapan terjadinya, untuk wilayah Maluku Utara sendiri setidaknya ada beberapa hasil penelitian sejarah yang  telah menceritakan teori penyebaran islam diwilayah Maluku Utara diantaranya :

  1. Menurut M. Saleh Putuhena, berdasarkan Tradisi lisan diwilayah tersebut yang disampaikan H. Abdul Habib Jiko dan M.A. Chan. Bahwa kedatangan Islam diwilayah maluku utara terjadi diakhir abad kedua Hijriah atau bertepatan dengan abad ke-8 M. kedatangan islam kewilayah ini dibawa oleh Empat orang Syeh Syiah  Irak yang pada waktu itu dikejar-kejar oleh penguasa Islam baik Abbasiyah maupun Ummayah. Diantara empat syeh Syiah tersebut adalah : Pertama, Syeh Mansur yang mengajarkan Islam di wilayah Ternate dan Halmahera muka, syeh tersebut setelah meninggalnya dimakamkan di puncak Gunung Gamalama. Kedua Syeh Yakub yang mengajarkan Islam di wilayah Tidore dan Makian,  Ketiga, Syeh Amin dan Keempat Syeh Umar yang mengajarkan Islam diwilayah Halmahera Belakang, Maba, patani dan daerah sekitarnya.namun Menurut Putuhena Syeh Ketiga dan Keempat kembali ke Irak. Perkembangan politik di wilayah ditimur tengah pada era tersebut diiringi dengan pergantian kekuasaan dari kekahalifaan Ummayah kepada Abbasiyah. Kekhalifahan yang baru dibawah Abu Djafar Al-Mansur (754-775 M) s.d. Harun Arrasyid (786-813 M) mengedepankan gerakan Pemurnian, Pradaban dan Kebudayaan  Islam daripada perluasan wilayah ditengah begitu luasnya kekuasaan Abbasiyah. ditengah program yang dilakukan oleh Abbasiyah ini banyak pengiriman mubaligh kewilayah luar arab dan ada juga ulama yang diasingkan dari wilayh arab.
  2. Menurut Naidah, dalam tulisannya Hikayat Ternate ia tidak pernah menceritakan ke-empat tokoh yang ditulis oleh Putuhena tetapi dia menuliskan Dafar Shadik dsebagai seorang keturunan Nabi Muhammad SAW. yang tiba di Ternate dari Jawa pada 6 Muharram 643 H/ 1250M ia dihubungkan dengan Mazhab syiah dan dihubungkan sebagai Imam ke enam Mazhab tersebut. Tokoh ini diceritakan menikah dengan putri Ternate yang bernama Nur Sifa dan dikaruniai emat orang anak diantaranya Mahsyur Malamo yang ditetapkan sebagai raja Pertama Ternate dan tiga orang adiknya yang masing masing menjadi raja Tidore, Jailolo dan Bacan. 
  3. Cesar Adep Majul, Ia berpendapat bahwa kedatangan Islam dibawa bersamaan waktunya dengan kejatuhan Majapahit sekitar tahun 1478 M, yang pada saat itu dibawa oleh para pedagang yang juga dsekaligus mempropagandakan agama.
  4. Antonio Golvao, ia menyatakan bahwa kedatangan islam di Ternate terjadi pada tahun 1460M bersamaan datangnya para peadagang asal Malaka, yang pada saat itu memiliki Jalur perdagangan Melalu Ternante, Sulawesi Utara Kemudian kekalimantan dan lalu ke Sulu dan kemudian kembali Ke Malaka. 
  5. Meiling Rulofzh, menyatakan bahwa kedatangan Islam dibawa oleh pedagang Melayu dan Jawa. Melalui perdagangan inilah Islam diterima. Oleh karena itu islam tidak memiliki pengikut yang banyak, hanya para penguasa dan sebagian kecil dari penduduk yang memeluk agama baru ini.
  6. Prof. Dr. Hamka. mencatat bahwa 17 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad. SAW. (650 M), para pedangan arab telah membawa cengkeh dan rempah-rempah kepelabuhan-pelabuhan diteluk Persia (pelabuhan Irak), untuk diperdagangnkan di Eropa yang pada saat itu Cengkah dan rempah-rempah lainnya adalah komoditas yang mahal. disinyalir amat memungkinkan para pedagang yang mencari cengkeh menikah dengan wanita lokal lalu pulang kembali atau meninggal. sekianlamanya tidak ada pemupukan islam disinyalir membentuk kembalinya kepada suasana agama lamanya.
Pada kenyataanya jalur perdagangan rempah yang dikenal sebagai  Sapace Route antara Arab, Persia,  India ndan China. Hal ini menguatkan sinyalemen yang dikemukakan Hamka, ditambah dengan cerita dalam Hikayat Ternate yang menyatakan mereka adalah keturunan Arab yang menjalih hubungan dagang tahun 470 H dan 502 H atau abad ke 11 dan 12 M. yang diperkirakan terjadi sekitar 150 tahun sebelum kedatangan Djafar Shadik  

b. Maluku Tengah

Setelah Maluku Utara berita kedatangan Islam berikutnya adalah kewilayah Maluku Tengah diantaranya adalah oleh :
  1. Imam Ridjali yang meneliti tentang Hikayat Tanah Hitu, pada tahun1470 M telah terjadi hubungan dagang antara Tanah Hitu dengan Jepara di Jawa. pada Tulisannya mpat Perdana ke Empat dibawah Pimpinan Perdana Djamilu (Perdana Tanahitumessing) telah mengutus  orang untuk melakukan perjanjian dagang ke Jepara kepada pangeran zJepara yang bbernama Nyai Bawang kemudian beberapa orang Hitu datang untuk belajar Hukum Islam ke Jawa. berdasarkan tradisi lisan setempat, Ridjali  menyebutkan bahwa syekh Maulana Abubakar Nasidik dati Tuban menjadii Imam dan Penguasa pertama Hitu. jazirah leihitu berkembang beriringan dengan kedatangannya para pedagang dari Arab dan Persia yang datang bertujuan untuk berdagang dan juga berdakwah. Tradisi  lisan di Hitu juga menceritakan tentang adanya dua naskah yang bertuliskan tahun angka 1234 M gtentang cerita nabi dari mulai kelahiran hingga wafatnya dan hukum perkawinan. yang memformulasikan tentan keberdaan kelembagaan islam dalam Kerajaan Hitu.
  2. Paramitha S. Abdurrahman, pada bukunya Peninggalan-Peninggalan yang berciri Portugis di Ambon menceritakan hubungan erat antara Hitu dan ternate sejak terjadinya kerjasama anatar Perdana Empat (Perdana Putih) melakukan perjalanan ke jawa opada tahun1500 M yang pada kesempatan tersebut juga bertemu dengan raja Ternate.
  3. FE. Cooley, berpendapat kedatangan Islam di maluku tengah bersamaan dengan Meluasnya kekuasaan Ternate dan Tidore diutara pada tahun 1480 M. hal ini berdampak pada pengakuan atas kekuasaan ternate dan tidore diwilah pesisir utara kerajaan-kerajaan di pesisir maluku tengah seperti, Hitu di Ambon, Hatuhaha di Haruku dan Iha di Saparua.
  4. Cerita Rakyat  setempat yang disampaikan pemangku adat yang bernama H. Umar Tuasikal menyatakan bahwa masuknya agama Islam ke Pulau Haruku dibawa oleh Aulia yang datang dari Hejaz pada masa dinasti Ummayah. yang datang melalui bahtera hingga sampai ke Pulau seram kesebuah tempat yang sekarang beranama Nunusaku. Aulia tersebut tidak diketahui namanya hanya gelar terus diingat diantaranya : Upu Nusa Barakate, Upu Matuan, Upu Maoirau, Upu Awale Adam, Upu Haumateleto, Upu Mantura, Gelar-gelar tersebut merupakan gelar yang memiliki makna tertentu dalam pemujaan. pada cerita tersebut dikatakan Aulia tersebut merupakan keturunan Ali Bin Abi Thalib dari Garis Husein. disamping itu terdapat dua tokoh yang terkebnal dalam penyebaran islam di daerah Hatuhaha yakni Pandhita Pasa dari Aceh dan Pandhita Mahu dari Gresik dua tokoh ini makamnya di keramatkan bagi penduduk Uli Hatuhaha.
Pada perkembangannya perjalanan syariat islam ditengah masyarakat Maluku Tengah Pualu Hatuhaha dan wilayah Ternate banyak berbau ajaran Syiah.

c. Maluku Tenggara
pada  dasarnya kedatangan islam ke Kei tak ubanya terjadi seperti kerajaan-kerajaan islam diwilayah maluku lainnya. islam masuk di Kei sekitar tahun 1500 M. menurtut penelitian J.A. Patikaihattu dan kawan-kawan menyatakan bahwa agama Islam mulai dipeluk oleh orang Kei Kecil mula-mula dari negeri Dullah. hal itu diperkuat dari cerita rakyat Kei Kecil bahwa para penguasa negeri dullah merupakan keturunan dari Maluku Utara "Tidore". Untuk daerah Kei Besar dibawa Eleh Abu Rabu yang bersal dari Bukit Tinggi. Ia mula-mula memasukan islam dari wilayah Lauggiar -Fer.  Untuk Wilayah Pulau Band, Kedatangan islam ke Banda bukann dibawa oleh para Mubaligh ke Pulau banda tetapi merupakan hasil intraksi yang dilakukan dari orang-orang Banda sendiri terhadap Islam yang pada zaman dahulu memilikiarmada laut untuk membawa komoditas rempah untuk didagangkan ke Ternate, Hitu, Makasar Hingga Gersik. hal ini dapat dilihat dari bukti asimilasi islam dalam kehidupan rakyat  Banda, sepertihalnya pada perayaan Maulid Nabi 12 Robiul awal. Dimana banyak dari penduduk Banda membawa hasil panen untuk digantung didepan masjid. Upacara perayaan ini dimulai melalui pembacaan doa syukur dan kemudian dilanjut dengan pembacaan Barzanzi yang berisikan tentang kisah kelahiran hingga wafatnya Nabi Muhammad SAW.   

Source :
R.Z. Leisesa DKK. Sejarah Kebudayaan Maluku, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta, 1999.