Tuesday 26 March 2013

Kedatangan Islam dan Pengaruhnya di Malaysia

Sejak kedatangannya Islam telah menjadi identitas bagi masyarakat Malaysia, hingga kini dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan seperti kehidupan Politik, Sosial, Budaya, Ekonomi dan Pendidikan di Malaysia. Akhir abad 14 merupakan pertanda dimulainya babak baru kehidupan keagamaan di semenanjung Malaya dengan hadirnya Islam sebagai agama yang menjadi dasar Kerajaan Islam di semenanjung Malaya walau, pada dasarnya Islam telah hadir di Nusantara sejak abad ke 7 M dengan berbagai macam teori yang masih perlu kajian lebih lanjut, seperti,  mengenai kedatangan Islam di Asia Tenggara setidaknya ada tiga teori. Teori pertama mengatakan bahwa Islam datang dari Timur Tengah tepatnya Hadramaut, sejarawan Eropa yang mengemukan teori ini diantaranya crawfurd (1820), keyzier (1859) Niemann (1861) dan Veth (1978). Menurut Crawfurd meskipun Islam langsung datang dari Arab namun pedagang dari Timur India juga mempunyai peran penting dalam kedatangan Islam ke Asia Tenggara. Kezier mengatakan bahwa Islam di Asia Tenggara datang dari Mesir berdasarkan kesamaan Mazhab yang dianut di Mesir dan di Asia Tenggara yaitu mazhab Syafi’i, sedangkan Niemann dan Veth mengatakan bahwa Islam di Asia Tenggara datang dari Hadramaut.
Teori kedua tentang kedatangan Islam di Asia tenggara bisa disebut dengan Teori Gujarat.  Teori ini pertamakali dikemukakan oleh Pijnapel tahun 1872 M, seorang lulusan Universitas Leiden yang mengatakan bahwa Islam di Asia Tenggra datang dari pantai Timur India yaitu Gujarat dan Malabar atau dari Bengal walaupun pembawanya adalah orang-orang Arab yang ada di daerah tersebut. Teori ini dikembangkan oleh Snouck Hurgronje yang mengatakan Muslim Indialah pada abad ke- 13 M yang memperkenalkan Islam di kawasan Asia Tenggara dan bukan Muslim Arab. Menurutnya pembawa Islam ke Asia Tenggara adalah para pedagang muslim dari pelabuhan Deccan/Dakka yang menjadi pedagang perantara antara wilayah Asia Barat dan Asia temggara, barulah menyusul berdatangan para Muslim Arab dengan gelar Sayyid atau Sarif untuk menyebarkan Islam di Asia Tenggara mereka ini datang sebagai “Pangeran-Pendeta”/Sultan yang melakukan sentuhan akhir bagi pembentukan wilayah Islam yang baru.
Teori ketiga mengenai kedatangan Islam di Asia tenggara di kemukakan oleh Fatimi. Menurutnya batu Nisan yang ada di Nusantara sama sekali tidak mirip dengan batu Nisan yang ada di Gujarat, justru batu nisan dari Bengal (Bangledesh) yang mirip dengan batu nisan yang ada di Asia Tenggara.  Fatimi mengkritik para ahli yang mengabaikan keberadaan batu nisan yang fatimah binti Maimun (w 1082) yang menurutnya lebih mirip dengan batu nisan yang ada di Bengal. Atas dasar ini lah menurutnua Islam di Asia Tenggara datang dari Bengal pada sekitar abad ke-11 meskipun ia tidak menyebut siapa pembawa Islam dari Bengal ini. Namun seperti teori Gujaratnya Moquette, teori Bengal Fatimi juga mempunyai kelemahan, jika dilihat dari Mazhab yang berkembang di Bengal adalah Mazhab Hanafi sementara di Asia Tenggara berkembang Mazhab Syafi’i.
Untuk mengetahui kapan Islam datang ke Semenanjung malaya kita kan terhubung dengan kesultanan Pasai di Aceh Dalam hikayat Raja-Raja pasai yang di tulis setelah tahun 1350M Syeihk Ismail datang dari Mekah ke pasai mengislamkan Merah Silu yang kemudian mendirikan kesultanan Samudra Pasai yang merupakan raja dan kerajaan pertama Islam di tanah melayu. Kemudian dari hikayat sejarah melayu (1500 M) diketahui bahwa sultan Malaka pertama yaitu Sultan Megat Iskandar Syah atau ada juga yang menyebut Sultan Muhammad Syah diislamkan oleh seorang ulama dari Jeddah Sayid Abdul Aziz sedangkan penguasa kedah, Phra Ong Mahawangsa di Islamkan oleh ulama dari Yaman yaitu Syiekh Abdullah,  Phra Ong Mahawangsa kemudian bernama sultan Muzafar Syah dan mendirikan kesultanan Kedah di Malaysia.
Kesultanan Samudra Pasai dan Malaka menjalin hubungan yaitu melalui pernikahan sultan Malaka pertama yang tadi ditulis diatas dengan putri Samudra Pasai. Hubungan yang terjalin antara Malaka dan Samudra Pasai menjadikan daerah di Selat Malaka atau Semananjung Malaya kian ramai oleh para pedagang karena dua kesultanan tersebut mempunyai kota pelabuhan yang besar.
Para pedagang dari Arab, India dan Cina kian banyak berdatangan, di kapal-kapal dagang mereka ikut pula para ulama dan mubalig. Dari samudra pasai dan Malaka inilah Islam berdatangan ke wilayah Asia Tenggara lainnya, seperti ke Trengganu, Pahang, Johor, Perak dan Pattani. Menurut hikayat Pattani ulama yang pertama kali membawa Islam ke pattani adalah Syeikh Said ulama dari pasai yang berhasil mengislamkan raja Pattani beserta keluarganya, Raja Pattani yang semula bernama Paya Tu Nagpu/Paya Tu Nakpa mendapat gelar Sultan Ismail Zillullah fi al Alam.
Samudra pasai dan Malaka juga menjalin hubungan perdagangan dengan Majapahit pada sekitar abad ke-14 dengan bukti ditemukannya makam-makam Islam di Trowulan yang diduga adalah makam para pedagang muslim. Hubungan perdagangan antara Samudra Pasai-Malaka dan Majapahit ini menimbulkan komunitas Muslim di pesisir utara Jawa Timur dan menjadi awal mula kedatangan Islam di wilayah itu.
Dengan demikian dapat dikatakan Islam  telah masuk dan menjadi kekuatan yang melegitimasi kehidupan di semenanjung malaya sejak berdirinya kesultanan di Malaka dan di ikuti kesutanan-kesultanan lain di semenanjung Malaya. 
Hingga pada akhirnya kesultanan tersebut terdegradasi dalam bidang pemerintahan tergantikan oleh pengauh kekuatan kolonialis Inggris menjelang akhir abad pertengahan. Hingga pada akhirnya muncullah negara model Baru yaitu Federasi Malaysia yang terdiri dari berbagai kerajaan di semenanjung Malaysia dan menyusul dua kerajaan di sebrang semenanjung di pulau Borneo  pada tahun 1968 dan resminya tahun 1969 dengan ikut sertanya dua negara bagaian tersebut pada pilihan raya  (PEMILU) di Malaysia.

DAMPAK ISLAMISASI MALAYSIA 

a. Islam dan Pemerintahan Malaysia 


Kesultanan Malaka merupakan permulaan suatu tradisi yang menjadi dasar pembentukan budaya politik melayu. Kesultanan-kesultanan yang terwujud  di Malaysia sekarang mengakui adanya hubungan secara langsung maupun tidak langsung ddengan Kesultanan Malaka.
Kerajaan Malaka didirikan pada tahun 1400 oleh seorang Raja bernama Parameswara. Dia merupakan seorang pangeran Kerajaan Sriwijaya di Palembang yang berhasil melarikan diri setelah kalah dalam menghadapi serangan Kerajaan Majapahit pada tahun 1365. Penyerangan kerajaan Majapahit terhadap Kerajaan Sriwijaya dikarenakan Kerajaan Sriwijaya berusaha melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
Melihat Nusanatara yang dahulunya merupakan wilayah kekuasaan Hindu-Budha jelasnya yang terlihat adalah perubahan sistem atau nama dari pemerintahan yang mana dahulunya sistem kerajaan digantikan dengan sistem Kesultanan, walau demikian sistem keislaman terlihat dari Corak Keislaman.
Tidak berkutat pada permasalahan masalalu, pemakalah mencoba melihat pada persoalan malaysia karena menyesuaikan dengan judul yang pemakalah sampaikan, Malaysia  merupakan negara yang merdeka sejak tahun 1957, namun demikian Malaysia masih mempertahankan pola pemerintahan kerajaan, seperti halnya masa-masa sebelum kedatangan kolonialis,  berbeda halnya dengan Indonesia yang memilih negara Republik dengan sistem demokrasi sebagai dasar Negara.
Malaysia menerapakan Islam sebagai Identitas negara, dengan demikian pengaruh melayu terhadap kehidupan negara malaysia amatlah akrab dengan kehidupan di Malaysia hal ini yang menyebabkan pemerintah dalam menjalankan kebijakan senanatiasa mengaitkan islam sebagai dasar negara.
Hal ini dapat dilihat dari, Sultan memiliki hak prerogatif penuh untuk membuat keputusan pada semua hal yang berhubungan dengan negara. Itu sebabnya hal-hal seperti pembangunan masjid, penunjukan imam (imam atau kepala agama), kadhis atau mufti  (Konselor agama) semua beristirahat dalam kekuasaan mutlak diberikan kepada sultan. Dan itu  hal normal yang Melayu diterima tanpa pertanyaan. Apa yang dikenal sebagai khutbah itu, atau panggilan, sebagian besar ditulis oleh para pejabat, membaca setia oleh para imam, mendengarkan untuk berhati-hati oleh rakyat, dan bahkan mempengaruhi orang-orang dalam pemikiran mereka.
dengan demikian malaysia amat mengakomodir kepentingan umat Islam terlebih di malaysia berdiri khusus lembaga yang memperhatikan Islam seperti Lembaga Kemajuan Islam. Namun demikian keadaan politik ebagaian orang di malaysia tidak seperti yang terbanyangkan keberadaan oposisi yang berhaluan konservatif yang di motori oleh Pan Islam Se Malaysia (PAS)  memberi gamabaran tersendiri kehidupan politik islam di malaysia yang menginginakan hal yang lebih bagi Umat Islam atas dasar pertemuan Ulama yang dilakukan pada tahun 1951 yang di gagas oleh Union Malaysian  Nation Organisation (UMNO).
Namun pertemuan itu tidak menghasilkan sesuatu yang membaganggakan bagi umat Islam Malaysia pada saat itu yang di wakili ulamanya, yang pada akhirnya memecah sebagaian orang untuk bergabung dalam PAS, yang pada perkembangannnya selalu menjad partai Oposisi  UMNO  yang selalu menang Pilihan Raya.
 
b. Reaneisans Muslim Malaysia
 
Islam dan Negara di Malaysia adalah subyek menarik bagi siapa saja yang tertarik perkembangan di Malaysia.  Tapi bukan hanya itu, subjek yang sama merupakan kepentingan semua orang di seluruh dunia. Dikatakan bahwa ada bukti yang sangat jelas tentang apa yang dikenal sebagai kebangkitan Islam di masyarakat dunia.Di masa lalu pada awal Perang Dunia Kedua, Islam dianggap sebagai agama inferior, sebuah agama yang   tidak benar-benar cocok untuk modernisasi, hal itu dipandang rendah oleh negara-negara Barat.
 Saat ini, situasi telah berubah. Ada meningkatnya minat dalam studi Islam,sejarah Islam dan upaya serius telah dibuat untuk menghargai apa Islam semua, tentang dan bagaimana Islam mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita melalui proses politik dan,  khususnya, melalui hubungan internasional. Kebangkitan internasional Islam tidak berarti bahwa masyarakat duniamenjadi tertarik dalam Islam sebagai agama, yang mereka telah dianggap sebagai inferior  dan diberhentikan sebagai sesuatu yang tidak cocok untuk modernisasi. Sebaliknya, itu lebih karena negara-negara Islam, berhasil memiliki kekuatan ekonomi  melalui komoditas yang sangat penting - minyak. Ini telah membuat umat Islam sadar mereka  kekuatan sendiri dan dalam proses tersebut, beberapa negara Muslim termotivasi untuk menegaskan mereka memiliki kekuatan politik dalam komunitas internasional.
Malaysia agak berbeda dari jenis normal pembangunan negara-negara Islam lain.  Hal ini karena di Malaysia, Melayu didefinisikan sebagai dari Muslim iman.  legalitas muslim di malaysia di perkuat dengan pelaturan hukum yang menguatkan seperti : orang Melayu tidak akan menjadi Melayu kecuali dia adalah Muslim.
Perjalanan panjang masyarakat muslim Malaysia memasuki babak baru disaat diberikanya kemerdekaan dari penjajah Inggris. Identitas muslim yang melekat pada diri bangsa melayu Malaysia mendorong terciptanya gerakan politik islam yang lahir bersamaan dengan lahirya dua partai Islam UMNO dan PAS.
Identitas melayu adalah Islam dan Islam adalah melayu menjadikan Malaysia negeri yang dalam perpolitikannya diisi gerakan demi kemajuan bangsa melayu.  Kaum Melayu menyedari bahwa mereka memerlukan sebuah partai politik sebagai jentera untuk mengatasi sengsara mereka dan dengan lahirnya UMNO pada 11 Mei 1946.
Dengan demikian kesadaran politik masyarakat melayu Malaysia amatlah baru walau demkian kesadaran pergerakan nasional melayu telah ada sejak 1888 yang bercorak bidang sastra, dengan didirikannya Pakatan Belajar Mengajar Pengetahuan Bahasa Melayu.
Namun berbicara Malaysia kita akan disudutkan kedalam identitas melayu, politik melayu yang mayoritas adalah islam. Berkenaan dengan politik melayu, kecintaan terhadap bangsa telah membawa kepada centimen melayu sebagai bangsa pribumi mendorong pada rona perpolitikan melayu Malaysia.
Perjalanan politik Islam terbagi atas empat fase. Sebelum 1955, 1955-1988,1983-1997,dan 1998-sekarang. Pada era sebelum kemerdekaan perjuangan politiik melayu  Pada tahun 1945, Dr. Burhanuddin Helmi memperkenalkan pemikiran politik Islam melalui penubuhan Parti Kebangsaan Melayu Malaya (PKMM). Seterusnya ekoran dari gagasan Malayan Union pada tahun 1946, orang-orang Melayu mula bersatu melalui seruan “Hidup Melayu” di bawah kepimpinan seorang tokoh nasionalisme, Dato’ Onn bin Jaafar. Pada awalnya, tokoh-tokoh ulama berada di bawah payung UMNO bersama dengan Dato’ Onn untuk memperjuangkan kemerdekaan lebih-lebih lagi apabila Hizbul Muslimin diharamkan oleh British pada tahun 1948. Penyertaan golonagn ulama pada masa itu bukanlah menunjukkan persetujuan mereka dengan dasar nasionalis tetapi kerana mereka melihat adalah lebih penting untuk mewujudkan penyatuan terlebih dahulu. Namun, akibat beberapa pertembungan pendapat dengan pimpinan UMNO yang secara rasminya beraliran nasionalis sekular, tokoh-tokoh ulama beramai-ramai keluar dari UMNO untuk menubuhkan Persatuan Ulama yang terpisah dari UMNO pada tahun 1951.
Beberapa bulan kemudian, ia bertukar nama menjadi Persatuan Islam Se-Tanah Melayu (PAS) di mana Tuan Haji Ahmad Fuad menjadi Yang diPertuanya yang pertama. PAS seterusnya menyertai pilihanraya pada tahun 1955 namun gagal untuk membentuk kerajaan persekutuan.
Pasca kemerdekaan perjalanan kedua parpol ini dapat dilihat dari perjalanannya memasuki akhir tahun 1960-an dimana measuki pemilu raya yang ketiga bagi masyarakat Malaysia yang meredeka.

c. Pendidikan Islam Di Malaysia 
 
Selain itu Islam bersama bangsa Melayu-nya memiliki sejarah yang panjang di negara ini. Jauh sebelum negara Malaysia terbentuk pada tahun 1963 M, negara-negara bagian yang kini tergabung dalam negara federasi Malaysia dulunya adalah kerajaan-kerajaan Islam atau kesultanan, seperti Kesultanan Johor, Kelantan, Trengganu dan Kedah. Yang paling terkenal adalah Kesultanan Malaka (abad 15-16).   
Malaysia saat ini banyak mengalami kemajuan dan merupakan salah satu Negara termaju di Asia Tenggara bersama Singapura. Hal ini tidak lepas dari perhatian pemerintah terhadap bidang pendidikan dI Malysia, karena  tingkat kemajuan sebuah Negara ekuivalen dengan kemajuan pendidikan di Negara terebut. Seperti yang sdah dituliskan pada paragraf diatas, Negara-negara bagian yang kini tergabung dengan Malaysia pada tahun 1963 adalah kerajaan Islam yang sudah memiliki lembaga pendidikan seperti madrasah dan pondok pesantren. Kelantan contohnya, pernah menjadi pusat pendidikan di masa itu. Sekitar awal abad ke-20 banyak berdiri lembaga-lembaga pendidikan yng lebih modern, salah satu yang pertama kali berdiri adalah madrasah Al-Masriyyah di seberai Perai.
Madrasah Al-Masriyyah didirikan oleh seorang ulama bernama Tuan Haji Saleh Masri pada tanggal 5 Sya’ban 1325 H, bertepatan dengan 17 Maret 1906, di wilayah Bukit Mertajam, seberang Perai, diatas sebidang tanah wakaf dari ayah mertuanya, Tuan Haji Abbas bin Haji Othman. Nama Al-Masriyyah oleh Haji Saleh dinisbahkan kepada Negara mesir yang merupakan tempat asal dari sistem pengajaran yang diaplikasikan di madrasah tersebut. Sesuai namanya, tujuan dari pendirian adalah semata-mata untuk menyampaikan pelajaran dan pengetahuan agama dengan mencontoh sistem dan mata pelajaran yang dijalankan di timur tengah.
Pada saat diresmikan, jumlah murid perdana berjumlah 30 orang. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1912 Al-Masriyyah mengadakan perluasan bangunan. Untuk melaksanakan pembangunan ini, dibentuk sebuah Jawatankuasa baru (komite pengurus yayasan) yang beranggotakan para tokoh penting dibalik pendirian Al-Masriyyah, seperti Tuan Haji Saleh Masri, Tuan Haji Abbas Bin Haji Othman sebagai penyandang dana, Tuan haji Din sebagai ketua kampung dan Tuan Imam Ahmad yang merupakan guru Tuan Haji Saleh Masri ketika kecil.
Satu hal yang menarik untuk diberikan catatan dalam upaya perluasan madrasah adalah metode pengumpulan dana bagi pembangunan madrasah. Untuk hal ini, pihak Jawatankuasa memutuskan untuk membuat ketetapan bagi seluruh keluarga di wilayah Bukit Mertajam untuk berinfaq, atau menurut bahasa lokalnya menyumbangkan derma sebanyak jumlah yang terlebih dahulu ditentukan oleh pihak Jawatankuasa dengan tempo yang diberikan berkisar paling lama tiga bulan. Kebanyakan penduduk ketika itu berinfaq sebanyak dua sampai lima ringgit, namun bagi keluarga yang memang benar-benar tidak mampu tidak mendapatkan paksaan untuk berinfaq.
Dalam berbagai kesempatan agamis seperti dalam pengajian dan khutbah jum’at, Tuan haji saleh senantiasa mengingatkan pentingnya berbuat kebajikan dan mengulurkan bantuan bagi pendirian masjid dan sekolah-sekolah agama. Selain itu, untuk penduduk di luar wilayah Bukit Mertajam, pihak Jawatankuasa mengutus wakil-wakilnya untuk memberikan keterangan ke masjid-masijd atau surau, terutama pada hari jumat mengenai tujuan diadakannya pungutan derma. Serta menjalin kerjasama dengan ketua-ketua kampung dan pemuka agama setempat. Para santri juga ikut membantu menjelajah kampung-kampung dengan sukarela untuk mengumpulkan derma, termasuk meletakan kotak-kotak penerimaan derma di kedai makanan dan minuman.
Meski Metode yang dilakukan dalam pengumpulan dana itu terlihat tidak begitu demokratis karena berdasarkan keputusan sepihak, tidak ada protes atau keberatan dari penduduk setempat. Hal ini menyiratkan dua hal yang cukup penting. Pertama, adanya dominasi keagamaan yang sudah mengakar kuat dalam hampir segala aspek kehidupan masyarakat disana sebagai warisan dari pengaruh kejayaan Islam malaysia di masa lalu melalui beberapa kesultanannya, terutama tentu saja yang paling terkenal yakni kesultanan Malaka, sehingga kepentingan agama mendapatkan posisi tinggi dikalangan masyarakat setempat yang notabene mayoritas Melayu. Kedua kuatnya posisi ulama atau pemuka agama dalam tatanan sosial dan religius masyarakat Melayu yang memungkinkan mendapat penghormatan tertinggi dari rakyat sebagai konsekuensi langsung dari pengaruh kejayaan Islam di masa lalu tersebut.
Dengan cara seperti itulah pembangunan gedung di tahun 1912 terlaksana. Pembesaran madrasah itu mendapat apresiasi positif dari masyarakat. Ditandai dengan berdatangannya murid-murid dari selauruh wilayah Malaysia, terutama dari negeri kedah, perak dan negeri Sembilan.
Seiring dengan kedatangan syeikh ahmad tersebut, nama madrasah Al-Masriyyah semakin terkenal, dengan berdatangannya murid-murid dari luar tanah Melayu seperti Thailand, kamboja, Indonesia dan singapura. Pada tahun 1937 murid Al-Masriyyah telah mencapai 1000 orang dengan jumlah pondok sebanyak 500 buah. Dengan perkembangan tersebut madrasah kembali diperbesar untuk kedua kalinya, sejalan dengan itu, pungutan derma juga kembali digalakan. Untuk hal ini, Tuan haji saleh telah menghadap sultan perak, Sultan Iskandar Syah untuk mendapatkan derma, hingga pada masa itu, Al-Masriyyah sudah menghimpun asset yang cukup banyak, terdiri dari 10 hektar tanah kawasan madrasah, 12 hektar sawah dan 12 hektar perkebunan karet.
Pada tahun 1938, seorang murid dari Al-Masriyyah bernama syeikh haji Othman kembali ke tanah air setelah belajar di mekah dan mengabdi di almamater. Sebelum perang dunia kedua pecah, seorang ulama terkenal dari mekah bernama Syeikh Hassan Yamani datang dan mengabdi di Al-Masriyyah dengan membawa Haji Ahmad Fuad Bin Hassan yang berasal dari Perak. Pada masa inilah Al-Masriyyah mencapai puncak perkembangan. Dengan bertambah banyaknya tenaga pengajar lulusan dari timur tengah, Al-Masriyyah menjadi sebuah madrasah yang termasyhur di utara tanah Melayu, popularitasnya tersebar hingga ke luar negeri.
Sebagai sebuah institusi pendidikan, Al-Masriyyah memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat, terutama sebagai tumpuan para pelajar yang membutuhkan akomodasi lebih dalam hal pendidikan. Seribu orang lebih yang telah merasakan pendidikan Al-Masriyyah dalam kurun waktu 1930-an dengan latar belakang tempat tinggal yang beranekaragam merupakan bukti yang tidak bisa dianggap sepele.
Dalam konteks lain, selain merupakan bukti kualitas pendidikan, banyaknya murid yang belajar di Al-Masriyyah merupakan bukti bagaimana tingginya penghargaan dan kepercayaan masyarakat Melayu terhadap institusi keIslaman seperti madrasah dan pondok. Kepercayaan itu tidak datang begitu saja, melainkan merupakan hasil dari interaksi budaya yang intens antara Islam dan peradaban lokal di Malaysia. Tradisi madrasah sebagai institusi pendidikan Islam diperkenalkan oleh Nizam Al-Mulk tahun 459 H yang pada saat itu menjabat sebagai wazir dalam kekuasaan Saljuk. Kemudian berkembang keseluruh dunia Islam pada abad ke-11. Salah satunya adalah malayasia yang dulunya pernah berjaya dengan kesultanan Islam malaka. Akar Islam dan kebudayaannya yang telah mentradisi cukup lama itulah yang membuat madrasah mendapatkan kedudukan lebih dalam pandangan orang Melayu yang merupakan penduduk mayoritas di wilayah tersebut.
Pengaruh Al-Masriyyah sebagai institusi pendidikan Islam tidak hanya terbatas pada aspek pendidikan murni seperti jumlah murid/pelajar yang telah dibina serta lulusan-lulusan yang melanjutkan study ke timur-tengah. Jika dilihat dari tujuan awal didirikannya madrasah ini  sebagai tempat untuk mengajarkan ilmu-ilmu agama, Tuan Haji Saleh memang bisa dianggap telah sukses. Namun tidak hanya itu saja, lebih dari itu, Al-Masriyyah berhasil menumbuhkan semangat keIslaman yang kuat dikalangan para pelajarnya, seperti pendirian kongres Ulama Al-Masriyyah tahun 1953. Al-Masriyyah juga menjadi pusat pendirian Partai Islam Se-Tanah Melayu dengan Haji Ahmad Fuad bin Hassan sebagai Yang Dipertuan pertama.
Memang perlu dicatat bahwa kedatangan jepang ke Malaysia sempat melemahkan perkembangan Al-Masriyyah, namun tidak sampai memberikan dampak yang merugikan. Merupakan bukti yang cukup kuat untuk mengakui peran penting Al-Masriyyah dalam bidang pendidikan, sosial, dan politik.
Selaian itu terdapat Darul Arqom sebagai salah satu pendidikan Islam di Malaysia, Darul Arqom didirikan oleh seorang ulama bernama Syehk Ashaari bin Muhammad, berawal dari Majlis Ta’lim atau kelompok pengajian kecil di Kuala Lumpur yang dibentuk pada tahun 1968. Karena situasi pengajian yang sederhana di tengah ibukota negara yang gemerlapan maka timbulah ide untuk menamakan Majlis Ta’lim tersebut dengan nama Darul Arqom sebagai kenangan atas rumah salah seorang sahabat Nabi yang pertama-tama digunakan untuk menda’wahkan Islam di Makkah.
Karena sistem pengajiannya yang mengalami kemajuan, pada tahun 1970 Ashaari mulai mendawahkan ajaran Darul Arqom di luar Majlis Ta’lim tadi, seperti di mesjid, sekolah, perkantoran dan tempat-tempat lainnya. Karena itu tahun 1970 dianggap sebagai tahun kelahiran Darul arqom.
Darul Arqom sebenarnya adalah sebuah gerakan keagamaan atau bisa juga dikatakan sebagai organisasi Islam yang bercorak tradisional. Ketradisionalan gerakan ini bisa dilihat dari peniadaan ijtihad dalam bidang Fiqih, hal ini berbeda dengan gerakan keagamaan modernis yang menekankan perlunya Ijtihad terhadap hukum-hukum fiqih dalam situasi zaman yang telah berbeda. Bagi Darul Arqom, taklid kepada para ulama mazhab Syafi’i melalui kitab-kitab fiqih klasik sudah cukup untuk mengamalkan hukum Islam pada zaman sekarang.
Sebagai sebuah gerakan keagamaan, ternyata Darul Arqom juga bisa berfungsi sebagai lembaga pendidikan. sejak awal kemunculannya, Darul Arqom mengembangkan ajaran Islam yang tradisional melalui kelompok pengajian kecil atau Majlis Ta’lim. Memang tujuan dasar dari Darul Arqom hanyalah da’wah Islmaiyah, namun setelah gerakan ini berkembang, orientasi kegiatannya diperluas. Dalam bidang pendidikan tercatat Darul Arqom sudah membangun 257 buah sekolah pada tahun 1994.
Darul Arqom membentuk Syu’bah Tarbiyah wa at-Ta’lim, atau biro pendidikan dan pelajaran yang memberi perhatian kepada studi agama dan akademik. Untuk studi agama terdapat yayasan al-Arqom dan pusat pelatihan perguruan al-Arqom. Untuk studi Akademik al-Arqom membentuk institut akademik yang menawarkan ijazah seperti sekolah biasa.
Di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Darul Arqom, selain ilmu agama dijarkan pula berbagai jenis keterampilan seperti mekanik, elektronik, listrik, menjahit, memasak dan keterampilan lainnya, dengan harapan para sisiwa Darul Arqom bisa bersaing dalam berbagai bidang pekerjaan.
Pendidikan agama yang diberikan pada para siswa di Darul Arqom bisa dikatakan ajaran agama yang mendasar, yang disebut oleh mereka dengan ajaran Fardhu ‘Ain dan Fardhu Kifayah, yang dimaksud dengan ajaran Fardhu ‘Ain menurut mereka yaitu ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah S.W.T atau Hablun-Minallah dan ajaran Fardhu kifayah yaitu Hablun-Minannas. Para siswa di Darul Arqom ditekankan sedini mungkin untuk menanamkan iman dan ahlak yang disebut Tarbiyah hati atau pembentukan pribadi individu muslim dengan iman dan ahlak.
Untuk mendapatkan iman, jalannya adalah dengan melawan hawa nafsu, dari hal ini bisa terlihat kepentingan akan amalan Tasawuf sebagai dasar pendidikan Darul Arqom. Amalan Tasawuf dimaksudkan untuk membersihkan hati dari sifat-sifat mazmumah atau sifat buruk dan mengisinya dengan sifat-sifat baik atau mahmudah. tujuan Intinya adalah untuk “melahirkan”  seorang muslim dan muslimah yang berkepribadian baik.
Para siswa darul Arqom diajarkan untuk menjadi seorang muslim yang baik mulai dari cara berpakaian, seperti pemakaian baju jalabiyah putih atau hijau dengan serban yang serasi untuk siswa laki-laki, untuk siswa perempuan diwajibkan menggunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh sejak usia TK. Sistem pendidikan yang diterapkan Darul Arqom bisa dikatakan menyerupai sistem pendidikan pesantren tradisional, para siswa yang berasal jauh dari daerah asalnya diasramakan.
Dua tahun setelah didirikan, Darul Arqom memusatkan kegiatannya di tiga Negara bagian, yaitu Selangor, Kedah dan Trengganu. Basis utamanya di Kampung Pencala, Selangor, dekat Kuala Lumpur. Selain di bidang pendidikan, Darul Arqom juga banyak bergerak di bidang bisnis atau ekonomi. Pada tanggal 7-8 Agustus 1993 dalam acara Darul Arqom International Economic Conference di Chiangmai-Thailand, Ashaari Muhammad sebagai pemimpin gerakan mengumumkan terbentuknya Al-Arqom Groups Of Companies (AGC). Perusahaan korporasi yang membawahi 22 bidang bisnis.
Ke 22 bisnis tersebut diantaranya administrasi dan manajemen, makanan dan minuman, pakaian dan kosmetika, rumah sakit dan apotik, pariwisata, marketing, perbankan, mini market, restoran, sarana transportasi, pertanian dan perternakan, pelatihan SDM, rekaman (radio) dan lain-lain. Bisnis yang dibangun Darul Arqom bertujuan untuk mewujudkan pola ekonomi Islam yang bebas dari kontrol kaum Non-Melayu.
Satu hal lagi yang perlu dicatat, Darul Arqom mengajarkan Aurad Muhammadiyah atau wiirid Muhammadiyah, yang diadopsi  syehk Ashaari dari syehk Muhammad Suhaimi, seorang pengamal aliran tarekat kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah (Indonesia). Karena hal ini pula Darul Arqom banyak dikritik karena dipandang telah menyebarkan ajaran kebatinan yang menyeleweng dan mengajak pengikutnya untuk meninggalkan aktivitas keduniawian. Pada pertengahan tahun 1994 pemerintah malaysia melalui Majlis Fatwa nasional melarang Darul Arqom beserta segala aktifitasnya.
Namun, bagaimanapun juga Darul Arqom sebagai sebuah gerakan keagamaan  bisa berfungsi sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam di Malaysia yang menjadikan para siswanya mampu bersaing dalam mencari lapangan pekerjaan di Malaysia.


Perjalanan panjang Malaysia hingga menjadi negara merupakan proses panjang sejak keberadaan Hindu-Budha di Asia Tenggara, hadirnya Islam membuat rona tersendiri kehidupan negara Malaysia saat ini, multikulturnya penduduk Malaysia memberi dampak pada kehidupan politik di Malaysia dewasa ini.
Islam sebagai agama yang paling banayak dianut Masyarakat malaysia berimpact juga pada perkembangan pendidikan dimalaysia, samahalnya seperti di Asia Tenggara lainnya. Model pesantren juga berkeambang di Malaysia, seperti halnya Al Masriyah dan Darul Arqam yang menjadi contoh Lembaga Pendidikan Islam di Malaysia





Daftar Pustaka
Hasan Muarif Ambary, Menemukan Peradaban Jejak Arkeologis dan Historis Islam Indonesia, (Jakarta: P T Logos Wacana Ilmu, 1998).
Mahdini, Islam dan Kebudayaan Melayu, (Pekanbaru: Daulat Riau, 2003).
Azyumardi Azra (Ed), Perspektif Islam di Asia Tenggara, ( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1989).
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Nusantara abad ke XVII-XVIII, (Jakarta: Kencana, 2005).
Mahdini, Islam dan Kebudayaan Melayu, (Pekanbaru: Daulat Riau, 2003).
Muhammad Yusoff  Hashim, Kesultanan Melayu Melaka: Kajian Beberapa Aspek Tentang Melaka Pada Abad Ke-15 Dan Abad Ke-16 Dalam Sejarah Malaysia (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Dan Pustaka Kementerian Pendidikan Malaysia, 1990).
Tan Sri Musa Hitam, Islam and State In Malaysia. ISEAS,30 Heng Mui Keng Terrace 30 Heng Mui Keng Terrace. Pasir PanjaPasir Panjang Singapore 119614 Singapore 119614 E-mail: publish@iseas.edu.sE-mail: publish@iseas.edu.sg World Wide Web : http://www.iseas.edu.sg/pub.html World Wide Web http://www.iseas.edu.sg/pub.html PDF.
Rahhman Haji Abdullah, Abdul. Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan Aliran,(Jakarta: Gema Insani Press, 1997).
Taufik Abdullah (Ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Dinamika Islam masa kini, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002).
Ahmad Fadhli bin Shaari, Sejarah Dan Masa Depan Perjuangan Politik Islam Di Malaysia,  HYPERLINK "http://www.geocities.com/afadhlis/artikel10.htm?200625"http://www.geocities.com/afadhlis/artikel10.htm?200625
Maksum, Madrasah, sejarah dan perkembangannya (Jakarta: Logos).
Ahmad Ibrahim dkk (Ed), Islam di Asia Tenggara: Perkembangan Kontemporer, (Jakarta: LP3S, 1990).
University Malaysia Sabah, Sejarah Malaysia Perkembangan Politik (1957-1990). PDF. Juranal Internet.
Mohd, Fadzil Othman, Islam di Malaysia (Kuala Lumpur:Percetakan United Selangor).

2 comments:

  1. Anda betul ketinggalan, lihat kajian saya berjudul "Lembah Bama Sebagai Pusat Perdagagan Terawal DiAsia Tenggara ",2009 dimana saya menjelaskan Islam Mula Sampai KePahang,Malaysia terus dari Tanah Arab berdasarkan penemuan inskripsi (Batu Nesan) diKg Pematang Pasir ,Pekan,Pahang dan juga Pelabuhan Pulau Tioman yang terdapat dalam kajian peta geografi.Inskripsi yang bertarikh 1028,Masehi itu lebih tua dari Batu Bersurat yang ditemui diTerengganu , bertarikh 1303 ,Masehi.TK

    ReplyDelete
  2. Mohon maaf bapak, Terima kasih atas kritiknya, mungkin akibat keterbatasan saya dalam mencari sumber, jika bapak ada artikel atau makalah ataupun buku yang bisa saya rujuk nantinya, untuk itu bapak mungkin dapat kirim ke saya melalui email saya di firdauzone@gmail.com

    ReplyDelete