Wednesday 19 June 2013

Munculnya Kesultanan Patani Hingga Pengintegrasian Kerajaan Thailand /Islam Di Thailand


Thailand, ( Prathet Thai) merupakan sebuah kerajaan monarki yang berada di Asia Tenggara. Mayoritas dari penduduk negara Thailand  merupakan beragama Buddha sekitar 95%, 4% beragama Islam dan sisanya Kristen dan Konfuchu.[1]
Minoritas muslim banyak terdapat di wilayah selatan dari negara Thailand sebuah wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Walau terdapat minoritas muslim yang tedapat di pusat Negara Bangkok. Namun wilayah Patani di dominasi dengan masyarakat muslim yang bersuku Melayu, walau terdapat minoritas muslim yang berada di Bangkok yang bukan dari masyarakat Melayu. Keberadaan minoritas muslim Pattani di wilayah Thailand merupakan sebuah  hasil dari perjalanan panjang mengenai keberadaan Kesultanan Islam yang berkuasa sejak beradab-abad silam.
Keberadaan pelabuhan besar Patani  merupakan identitas nama Kerajaan Melayu  saat itu, menjadikan Patani menjadi tempat yang termashur sebagai pusat perdagangan dan tempat berkumpulnya komunitas pedagang dari berbagai Negara. Hal ini memungkinkan  karena keberadaan Malaka yang telah mulai dikuasai pendatang Eropa.
Namun demikian keberadaan Patani sebagai daerah yang berpengaruh seolah telah dilupakan diirin
dengan hilangnya otoritas masyarakatnya yang telah berada dibawah kekusaan kerajaan Monarki Konstitutional Thailand. Dimana terjadi perlihan politik yang berlangsung akibat perebutan pengaruh wilayah kekusaan antara Kerajaan Siam dengan Masyarakat Melayu Patani yang tergabung dalam Kesultanan Patani. 

 KEHADIRAN ISLAM DI LANGKASUKA
A.      Kerajaan Langkasuka
Wilayah  Asia Tenggaara merupakan daerah yang amat luas, berisiskan daerah kepulauan yang membentang dari timur ke barat. Laut merupakan wilayah  yang mendominasi daerah ini. Tercatat terdapat dua imperium besar yang berkuasa di wilayah ini seperti  Majapahit dan Sriwijaya dua kerajaan besar di-era Hindu-Buddha diwilayah Asia Tenggara.
Hindu-Buddha merupakan agama  manyoritas dipeluk oleh penduduk Asia Tenggara. Keberadaan Sriwijaya dan Majapahit yang merupakan Imperium besar yang berada di selatan Asia Tenggara yang  telah banyak di ketahui oleh khalayak banyak orang.
Namun jika di katakan Langkasuka orang akan berpikir apa itu ? ternyata Langkasuka merupakan sebuah kerajaan yang berada di wilayah utara Malaysia dan selatan dari Thailand,  hal ini berdasarkan tesis yang ditulis Wiphusana Kalimanee, yang menulis langkasuka merukan kerajaan yang berada di wilayah patani sekarang berdasarkan peninggalan arkeologinya pada abad ke-7M.[1] 

Kerajaan Langkasuka merupakan kerajaan yang memperaktikan agama Budha brahamana. Pada abad  ke-9M, Langkasuka masuk kewilayah teritorial Sriwijaya yang berpusat di Sumatra, dan menjadikan Langkasuka sebagai teritori agama Buddha.


Langkasuka merupakan daerah penting yang memungkinkan Sriwijaya untuk menjadikan wilayah taklukannya, Mengikut catatan pelawat-pelawat China yang membuat perhubungan dengan negeri-negeri Asia Tenggara pada abad kedua Masehi sebuah negeri bernama ang-ya-shiu atau Langkasuka (Paul Wheatley 1961, 387-412) sudahpun wujud ketika itu. Berdasarkan  catatan tersebut ahli-ahli sejarah Eropa percaya bahwa negeri Langkasuka yang terletak di pantai timur Semenanjung Tanah Melayu antara Senggora (Songkhla) dan Kelantan itu adalah lokasi asal negeri Patani. Adalah dipercayai bahwa Ibu Kota Negara pada masa itu terletak di sekitar daerah Yarang. Patani adalah sebuah kerajaan yang termaju di Semenanjung Tanah Melayu dan sebuah pelabuhan yang penting sejak kurun ke-8 Masehi kerana Teluk Langkasuka (Teluk Patani sekarang) sangat sesuai dijadikan tempat kapal-kapal dagang berlabuh dan berlindung dari pada musim angin  ribut tengkujuh. Paul Wheatly menjelaskan bahwa kerajaan Langkasuka menguasai jalan perdagangan timur-barat melalui Segenting Krajaan dan kekuasaannya meliputi kawasan Semenanjung sehingga ke Teluk Benggala. Kerajaan Melayu Langkasuka ada hingga menjelang abad ketiga belas dan diganti oleh Kerajaan Melayu Patani.[2]
  Dengan demikian eksistensi kerajaan langkasuka amat penting disamping keberadaan  pelabuhannya yang telah eksis sejak abad ke-8 masehi. Yang mendorong keberdaan kerajaan Langkasuka.
B.      Pertemuan Langkasuka dengan Islam
Keberdaan Langksasuka telah berdampak pada hadirnya berbagai bangsa, hadirnya pedagang arab yang masuk ke wilayah patani di perkirakan sejak abad ke-10 atau abad 11 M. namun demikian Kesultanan Islam baru hadir di sekitar abad ke 15 M sesudah jatuhnya Kerajaan Malaka. kedatangan pedagang ini di karenakan Langkasuka merupakan daerah pelabuhan yang maju sejak abad ke-6 atas dasar hubungan Langkasuka dengan China khususnya kerajaan Funan.
Dengan demikian kehadiran Islam merupakan bukan hal yang baru bagi Kerajaan  Langkasuka, terlebih hubungan antara Langkasuka dan Campa yang telah menjadikan Islam sebagai agama sejak abad ke-11 dan 12 M amat dekat berdasarkan pertalian keluarga.[3] Hal ini menyatakan pertemuan Islam dengan Patani di mulai sejak lama selain dengan pedagang arab tetapi juga telah melalui hubungan dengan Campa berdasarkan pertalian keluarga. 
Sedangkan Azyumardi Azra dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Asia Tenggara, mengatakan bahwa Islam masuk di Thailand diperkirakan pada Abad ke-10 atau ke-11[4],  di kawasan Thailand Selatan sekarang atau tepatnya di daerah Pattani. Islam-pun masuk ke daerah Pattani melalui pedagang-pedagang muslim dari Arab dan India[5], karena daerah Pattani  merupakan daerah yang maju dan strategis untuk disinggahi.
Namun demikian perjalanan panjang menuju kesultanan islam cukup panjang membutuhkan waktu 300 tahun atau 3 abad setelak islam masuk kedaerah ini.
C.      Faktor Pendukung Kehadiran Islam di Langkasuka
Seperti yang di singgung oleh penulis diatas, dapat dikatakan kehadiran Islam merupakan suatu yang tidak datang dengan sekejap datang bagai lampu listrik yang  di tekan stop kontaknya namun dapat di gambarkan sebagai berikut :
·     Demografi wilayah Patani yang merupakan daerah pesisir berteluk.
·     Keberadaan Langkasuka yang merupakan kerajaan yang terkenal sejak abad ke-6 M
·     Keberadaan pelabuhan perlidungan dari musim angin kengtujuh
·     Kedatangan Pedagang Arab dan India Muslim
·     Hubungan kekerabatan dengan Campa yang teah terlebih dahulu memeluk    Islam.


KESULTANAN  PATANI
A.      Lahirnya Kesultanan Patani
Hindu-Buddha yang menjadi agama mayoritas kerajaan-kerajaan nusanatra hingga abad ke-12 berdampak pada sempitnya ruang gerak penyebaran Islam keseluruh kepulauan nusanatara.
Keberadaan Patani yang berada di semenajung melayu serta dekatnya wilayah ini dengan Negeri Siam  dan jauh dari wilayah yang telah menyatakan Islam sebagai agama Negara, penulis memprediksi sebagai hal yang menghambat pembukaan wilayah Patani sebagai wilayah Kesultanan Islam.[6]
Namun demikian keberadaan masyarakat Islam di wilayah Patani  telah ada sekitar abad ke 11 M. hal ini didukung dengan peryataan Zambari A. Malek yang menyatakan bahwa meskipun  Kesultanan Patani baru berdiri sejak abad ke-15 namun sebagian masyarat Patani telah memeluk agama Islam 300 tahun sebelumnya.[7]
 Mengenai awal berdirinya Kesultanan Patani  bermula dari kontak buhungan yang dilakukan Kesultanan Pasai. Hal ini terdapat tulisan dalam hikayat patani yang menjelaskan awal mula terbentuknya Kesultanan Patani, dalam tulisannya tersebut di terangkan bahwa ketika Raja Patani yang bernama Phaya Tu Nakpa sakit ia mengadakan sayembara untuk kesembuhannya dan berjanji akan dijadikan sang menantu raja karena raja memilki seorang putri dan dua orang putra, jika berhasil menyembuhakan penyakitnya.[8]
Sayembarapun terdengar oleh sesorang yang berasal dari Pasai, ia bernama Syekh Said pada kesempatan itu ia berjanji akan menyembuhkan sang Raja dengan syarat agar Raja siap menerima Islam sebagai agamanya. Rajapun mau memenuhi syarat itu dan pada akhirnya Raja sembuh namun demiian Raja mengingkari perjanjiannya dan pada akhirnya Raja sakit kembali hingga tiga kali ia merasa sakit pada sakitnya yang kedua ia juga mencari Syekh Said namun Syekh Said kamu telah ingkar janji hal itu yang menyebabkan kesembuhanmu yang singkat, perjajnjianpun  di buat kembali namun pada sakitnya kali inipun ia masih ingkar pada akhirnya ia pun sakit kembali.
Pada sakit yang ketiga iapun mencari Syekh Said kembali namun demikian Syekh Said kembali menjelasakan akan ingkar janji yang dilakukan sang Raja pada akhirnya perjanjianpun dibuat. Pada sakit yang ketiganya ini Raja benar mengikuti apa yang di peranjajikan yang kemundian Rajapun memeluk Islam. Masuknya Raja keagama Islam serentak di ikuti oleh penduduk Patani yang berkeyakinan bahwa Agama Raja adalah agama rakyat namun masyarakat Patani yang berada di kejauhan belum menyataka Islam. Dengan Islamnya Raja, rajapun mengganti namanya dengan nama Sultan Ismail  Syah Zillullah Fil- Alam. Dan setelah itu Sultan memohon agar tiga anaknya juga di berikan nama.
Anak pertama Sultan Kerub Pacai Paina di beri nama : Sultan Mudhaffar Syah anak kedua Siti Aisyah dan anak ketiganya di beri Nama Sultan Mansur Syah.[9] Setelah peristiwa itu Sheikh Said di berikan sebidang tanah  untuk rumahnya dan sekaligus sebagai pusat agama yang di berinama Kampung Pasai yang hingga kini daerah kampung Pasai masih ada di daerah Patani.
Demikianlah dengan peritiwa itu terjadi yang menandakan kehadiran sebagai kekuatan baru Kerajaan Patani kearah kegemilangan Kesultanan Islam Patani.
B.      Aspek yang Mendorong Lahirnya Kesultanan Patani
Melihat kronologis yang digambarkan terdapat aspek-aspek yang mendukung Islamnya Raja Patani, diantaranya :
·                 Petemuan wilayah Patani yang telah lama dengan Islam
·                 Sayembara Raja
·                 Hubungan dengan Pasai
·                 Kepandaian Syaekh Said

C.      Sultan-Sultanat Patani
a.   Pase Awal  Kesultanan Patani
Eksistensi awal berdirinya Kesultanan Patani ditandai dengan keinginan Phaya Tu Nakpa menjadikan Islam sebagai asas Negara yang di rundingkan dibalai kerajaan kepada abdi dalam kraton. Yang hasilnya keinginan Raja tersebut di akomodir oleh seluruh rakyatnya yang akhirnya dengan upacara yang ringkas berubahlah system Kerajaan menjadi Kesultanan Patani.
Setelah pernyataan Keislaman Raja Phaya Tu Nakpa dengan di bantu kehadiran Sheikh Said dari Pasai kemudian hal pertama yang dilakukan Sultan Ismail Syah 1500-1530, adalah melakukan hubungan yang baik dengan Negara tetangganya Kesultanan Malaka yang pada waktu Itu di pimpin oleh Sultan Mahmud Syah (1488-1511). Hubungan yang dilakukan dengan mengirim Ukun Pola /Sultan Mansur Syah bertemu dengan Sultan Mahmud.[10]
Peristiwa ini di sambut baik oleh Sultan Malaka dengan memberi balasan yang baik berupa di berikanya Gendang, Nobat serta Kitab yang di bingkis untuk dibawa kembali ke Patani.
Hubungan bilateral terjalin baik hingga kekalahan Kesultanan Malaka atas Portugis yang datang dan berhasil memberi pengaruh pada Kesultanan Malaka. jatuhnya Malaka ketangan Portugis  mulai berimbas pada kedatangan Portugis ke-Patani kehadiran Portugis di wilayah Patani  dengan menyerang Pelabuhan Patani yang mengakibatkan hubungan yang renggang antara Patani dengan Potugis.[11]
Namun hubungan ini tidak berlanjut lama Portugis dan Patani pada akhirnya sekitar tahun 1535 hubungan tersebut terjain baik kembali. Pada era Sultan Ismail Syah ini yang juga amat memikirkan tentang keamanan Negara di buktikan dengan di ciptakanya tiga Meriam yang dianataranya adalah Meriam Seri Patani, Seri Negeri dan Mahalela.[12]  Hal ini menandai bahwa pada era Sultan Ismail Syah ia amat menjaga stablitas keamanan dalam negeri dengan menjaga Hasil Sumberdaya Alam untuk digunakan untuk kepentingan Negara.
Sultan Muzaffar Syah (1530-1564M), setelah pada masa ayahnya yang melakukan hubungan dengan kesultanan malaka pada masanya ia melakukan hubungan dengan Kerajaan Siam pada masa Raja Maha Chakrapat (1548-1569M). Hubungan dilakukan dengan kunjungan Muzaffar ke Siam selama dua Bulan lamanya seteah sekian lama ia memohon izin untuk pulang dan di hadiahi 60 orang tawanan Pegu,Burma dan 100 orang Tawanan Lan Xang, Laos untuk dibawah pulang robongan Patani.
Dengan peristiwa tersebut terjalinlah hubungan yang baik anatara Patani dengan Kerajaan Siam. Sekitar tahun 1560M hubungan  itu terjalin masih baik dimana tatkala diserangnya Kerajaan Siam oleh Kerajaan Burma Patani berkehendak mengirim bantuan dengan mengadakan 200 buah perahu dan 1000 orang pejuang dan 100 wanita untuk membantu Siam. Namun sesampainya di Siam Pasukan yang dibawa oleh Sultan Muzaffar Syah malah berubah pikiran untuk menyerang Ayuthaia peristiwa ini di sebut dengan Mahrum ke Siam.[13]
Peristiwa ini memang cukup mencengangkan dimana sekali dalam perjalan Kesultanan Patani yang berhasil Masuk kewilayah Siam dan Menyerang Ibukotanya. [14]
Pada perkembanagan selajutnya tapuk kepemimpinan Kesultanan Patani dipimpin oleh adik dari Sultan Muzaffar Syah, Sultan Mansur Syah1564-1572M. era kepemimpinannya diiringi dengan rekontruksi hubungan Kesultanan Patani dengan Kerajaan Siam setelah peristiwa Mahrum ke Siam. Dimulai dengan mengirim duta kepada Kerajaan Siam dari anak Seikh Syafiuddin untuk memulai hubungan yang baru dengan Kerajaan Siam hubungan itu berjalan baik kembali dan ahkirnya hubungan Bilateral kedua Negara berjalan lancar. Setelah itu tak lama setelah delapan tahun memerintah Sultan Mansur Syah Meninggal dunia dan digantikan oleh anak dari kakanya yang bernama Sultan Patik Siam 1572-1573M. yang baru berusia Sembilan Tahun yang pada akhirnya mati terbunuh kalangan kerajaan sendiri. Sepeninggalnya Sultan Patik Siam Patani dipimpin oleh Sultan Bahadur Syah 1573-1584M. anak dari Sultan Mansur Syah memimpin ketika berumur sepuluh tahun namun berakhir sama degan terbunuh  oleh saudara sebapak dari sultan sendiri yang terhasut oleh kalangan kerajaan.

b.    Patani Masa Sultanat
Dengan habisnya keturunan laki-laki dari para sultan, Kesultanan Patani mengalami benturan dengan system pemerintahan yang mengharuskan keturunan laki-lakilah yang boleh menjadi peimpin di Kesultanan.
Namun demikian Dalam keadaan tersebut para pembesar negeri berdialaog[15] dan akhirnya memilih salah satu dari tiga  keturunan Sultan Mansur Syah yang merupakan Perempuan. Masa kepemimpinan Pemerintahan Perempuan ini di catat sebagai puncak kejayaan Kesultanan Patani.
 Zaman keemasan  ini berlangsung ketika diperintah oleh empat orang Raja perempuan yaitu Raja Hijau  (1584-1616), Raja Biru (1616-1624), Raja Ungu (1624-1635)  dan Raja Kuning  (1635-1651). Patani pada zaman Ratu-ratu sangat makmur  dan kaya.  Patani muncul sebagai pusat perdagangan penting dan menjadi pintu masuk bagi para pedagang yang hendak pergi ke Cina dimana  saat  itn Patani memiliki hubungan perdagangan dengan semua  negeri di Asia Tenggara. Selain besar dalam kekuatan ekonomi Patani juga ditunjang oleh kestabilan politik  dalam negeri yang membuat Patani dihormati oleh negari-negeri  seberang mereka seperti kerajaan di semenanjung Melayu Pahang dan Johor Baru, termasnk kerajaan Ayudhya. Perdagangan Patani  terus meluas hingga mencapai daerah-daerah nusantara; Palembang, Aceh, Batam, Batavia (Jakarta), Makasar hingga  Ternaate.[16]
Masa kepemimpinan Raja Hijau di ditandai dengan pembangunan ssosial-ekonomi dengan menciptakan galian terusan dan usaha menawarkan di Sungai Jembatan Kedi guna dipergunakan untuk minum dan pertanian. Selain itu, dibangun juga budidaya ikan melalui empang atau kolam perniagaan juga merupakan hal yang diutamakan. Hal ini, menurut Ferdinan Mendez Pinton pada tahun 1958, terdapat pedagang dari Jepang yang menguasai perdagangan di Patani. Pada tahun 1952, hubungan diplomatik antara Jepang dan Patani diperkuat dengan kiriman barang-barang dan surat resmi dari Maharaja Shogun Tokugawa Yeyashu (1542-1616) melalui hubungan diplomatik dan kunjungan balasan dari Raja Hijau ke Jepang.
Tak hanya dengan Jepang hubungan Patani pun dijalin dengan Belanda dimulai pada 7 November 1601 melalui Yakob Van Nek. Hubungan diplomatik terjalin hingga 1631 dengan pengarah-pengarah Belanda di Patani, pengarah terakhir Belanda yang bernama Germane Fredrickksz Druijf. Selain itu juga, hubungan Patani dijalani dengan Inggris pada tanggal 22 Juni 1612 oleh pelaut Inggris yang bernama Peter W. Floris yang mengaku telah membawa surat resmi dari James I, Raja Inggris. Hubungan ini terjalin hingga 1623 dengan pengarah terakhir Inggris di Pattani yang bernama Jhon Jourdian Jr.
Pada tahun 1616, Raja Hijau meninggal dan digantikan oleh Raja Biru yang memimpin hingga tahun 1624. Ketika itu Raja Biru berumur 50 tahun dan ia memimpin selama 9 tahun, masa kepemimpinanya dia telah berjasa dengan memperbaiki Terusan Tambangan. Selanjutnya pada masa ini terjadi persaingan antara Inggris dan Belanda di Pattani. Yang dimulai pada 14 Desember 1618 kapal Belanda ditawan oleh angkatan laut Sir Thomas Dell yang diakhiri dengan penutupan Bandar Loji Belanda di Patani pada tanggal 1 Januari 1623. Setelah masa kepemimpinan Raja Biru digantikan oleh adiknya  Raja Ungu (1624-1635). Semasa kepemimpinannya ia lebih berhubungan dekat dengan Kesultananan Melayu dan lebih memusuhi Siam yang menyebabkan peperangan besar semasa Raja Pranang Chao Yang.
Pada kelanjutannya ternyata Belanda dan Kerajaan Siam bersekutu untuk menguasai Patani. Pada tanggal 16 Mei 1634 dilancarkan serangan ke Patani atas persekutuan Siam-Belanda di karenakan perbekalan tentara Siam yang kurang membuat mereka mundur ke wilayah Singgora. Pada tahun 1636 Siam melancarkan serangan kembali, namun peperangan ini diakhiri dengan perjanjian damai. Setelah itu pada tanggal 6 Agustus 1636 terdapat perwakilan dari Patani ke Siam untuk perjanjian damai antara Patani dan Siam dan akhirnya hubungan bilateral terjalin kembali. Setelah peristiwa panjang tadi, Raja Ungu meninggal dan digantikan oleh Raja Kuning yang memimpin antara tahun 1635-1686. Pada masa kepemimpinan Raja Kuning, dia lebih mengutamakan usaha dalam negerinya dengan mendirikan Sarekat Perdagangan Diraja Pattani. Hubungan baik dilalukan dengan baik oleh Raja Kerajaan Patani Dan Kesultanan Johor. Menjelang akhir pemerintahan Raja Kuning kegemilangan Imperium Melayu Islam mengalami kemunduran. Selain kemelut politik di dalam akibat perselingkuhan dengan Penari istana selain itu terdapat persengketaan dengan negeri siam, karena usia dari Raja Kuning telah tua akhirnya Raja Kuning mundur dan berlindung di Kota Jimbal. ketika itu dipimpin oleh Sakti I Indera Atau Long Betong Raja Patani Klantan. Selanjutnya Raja Kuning pun mangkat dan mengakhiri Seri Wangsa penggagas Kesultanan Patani.
c.     Kesultanan Patani Di bawah Dinasti Kelantan
Seperti yang telah disingung diatas bahwa setelah wafatnya Raja Kuning menandai habisnya sari wangsa keturunan dari penggagas Kesultanan Islam Patani dari Phaya Tu Nakpa. Namun demikian eksistensi Kesultanan Patani tidak terhenti sampai disitu.
Berdasarkan perundingan yang dilakukan oleh para pembesar Kesultanan Patani setelah menimbang tidak adanya keturunan yang pas untuk meminpin Kesultanan Patani pada akhirnya diputuskan bahwa keturunan dari Raja-raja Kelantan yang tinggal di Kampung Raja Bakal untuk menggantikan Raja Kuning untuk memimpin Kesulatanan Patani.[17]
Hal yang demikian menandakan dimulainya Dinasti Kelantan memimpin Kesultanan Patani, awal mula   kepemimpinan Dinasti Kelantan dipimpin oleh Raja Bakar dan selanjutnya  Raja Mas Kelantan yang memimpin patani beberapa tahun dan pada perkembangan selanjutnya kepemimpinan dipegang oleh putranya setelah wafatnya Raja Mas Kelantan. Yaitu  Raja Mas Jayam namun ia tidak meninggalkan seorang pewaris tahta, musyawarah pembesarpun dilakukan dan memilih Sultan Muhamad  memimpin Kesultanan Patani.
Pada masa awal tiga Raja Kelantan, keadaan kesultanan sangatlah tenang dan aman tidak pernah diserang oleh musuh-musuhnya terutama orang-orang Siam Thai akan tetapi  kesultanan mengalami kemunduruan di bidang perniagaan dimana ketika Patani Di Pimpin oleh para Seri Wangsa Pelabuhan di patani diisi oleh para saudagar dari Eropa dan hanya di isi oleh Sauadagar dari China, Arab Jepang serta India Muslim.[18]
Kontak fisik dengan negeri Siam tidak terjadi selama kepemimpinan raja-raja tersebut dikarenakan terdapat serangan Burma terhadap Siam anatar tahun 1767-1776 M.  setelah masa perang berlangsung  Raja Muda Siam berniat mengirim utusan kepada Patani namun Sultan Muhammad telah mempersiapkan diri untuk menolak kehendak Raja Siam tersebut.
Hal ini memacing perperangan /kontak langsung antara  Siam dengan Patani namun persiapan Sultan Muhamad yang kurang baik dari segi Peralatan tempur dan Sumber daya manusia menyebabkan kalahnya Kesultanan Patani atas Siam dan setelah itu Undang-undang kesultanan berganti dengan perunadang-undangan Siam. Dan menentukan seorang Sultan yang bernama Tengku Lamidin. Hal ini menandai Hak Penuh Siam atas Patani. 
Meskipun demikian Sultan Lamidin yang diangkat oleh Siam itu memiliki rasa nasionalisme yang tinggi atas tanah kelahirannya yang telah terjajah bangasa Siam hingga pada tahun 1789   Sultan Lamidin Mengutus utusanya  kepada Raja Annam (Vietnam) untuk berkerjasama melawan Siam namun surat yang dikiriim oleh utusanya malah di berikan kepada Raja Siam yang mengakibatkan Marahnya Raja Siam dan pada akhirnya pada tahun 1791 Patani mendaat serangan kembali oleh Kerajaan Siam dan akhirnya mengalami kekalahan. Dan akhirnya Siam memilih pembesar melayu Patani kembali yaitu Datuk Pangkalan sebagai pemipin Dipatani.
Datuk Pangkalanpun membelot dari aturan yang telah ditetapkan Siam dan pada akhirnya Patani mengalami Kekalahan dan pada perlawanan ini pula menadai berakhirnya kepemimpinan bangsa melayu atas Patani karena setelah itu kerajaan Siam menaruh orang Siam untuk pemimpin Patani yang bernama Nai Khuan Sai.
Pada perkembaangn selajutnya untuk memecah kosentrasi persatuan Bangsa kesutanan Patani. Patani dibagi menjadi enam wilayah yang masing masing memiliki pemimpin dianataranya[19] :
1.       Tuan Sulong diangkat menjadi Raja Patani di tempatkan di Kota  Griseik.
2.       Tuan Nik diangkata menjadi Raja Nongiek ditemapatkan di Kota Nongchik.
3.       Tuan Mansur diangkat menjadi Raja Reman ditempatkan di Kota Baharu.
4.       Tuan Jalur diangkat  menjadi Raja Jalur ditempatkan di Kota Jala
5.       Nik Dah  diangkat menjadi Raja Legeh ditempatkan di Kota Legeh
6.       Nik Dih diangkat menjadi Raja Sai ditempatkan di Kota Jerenga. 

INTEGRASI KESULTANAN PATANI KEPADA KERAJAAN SIAM
A.      Kesultanan Patani Setelah Masa Datuk Pangkalan
Seperti yang telah penulis Paparkan eksisitensi Kesultanan Patani berakhir dengan hilangnya otoritas Kesultanan Patani dalam memilih sultannya. Terpilihnya Sultan  Lamidin sebagai pemimpin Patani telah menjadi kesalahan bagi Siam karena pemimpin yang baru dipilih oleh Siam tersebut tidak  membawa postif bagi pemerintah Siam di Patani karena  Datuk Lahmidin memberontak terhadap Siam denggan bantuan dari Raja Annam (Islam) dan bantuan Okphaya Cho so dan dibantu Syaikh Abdul Kamal ( Ulama dari Makkah)untuk menyerang  tentara siam namun meengami kegagalan dan memperburuk keadaan Patani.[20]
Karena setelah itu Patani  dipimpin kembali oleh orang yang dipilih langsung dari Kerajaan Siam. Datuk Pangkalan namun setelah terpilihnya Datuk Pangkalan juga melancarkan pemberontakan yang akhirnya patani dipecah kedalam tujuh wilayah administrative guna mencegah    konsentrasi pemberotakan terhadap kerajaan Siam.
Tidak puas menguasai wilayah Patani, pada tahun 1821, Siam kemudian menyerang  pula Kedah dan memaksa Sultan Abdnllah  -  raja Patani, melarikan diri ke Pulang Pinang. Tujuan dari  penyerangan hi adalah untuk mengurangi kekuasaan  dan pengaruh Melayu  di wilayah  Patani.  Kenyataan  ini mengakibatkan kekosongan jabatan  raja di Patani. Pada masa tahun  1817 hingga tahun 1842, Patani telah diperintah oleh sekurang-kurangnya dua orang Raja Melayu. Orang yang pertama memegang jawatan  itu ialah Tuan Sulong,  anak Raja Bendahara Kelantan,  Long Jenal. Tuan Sulong  yang bergelar Haji memegang jabatan  hingga  tahun  1832. Tuan  Sulong kemudian disingkirkan karena  terlibat dalam kebangkitan anti-Siam dalam tahun 1831. Gerakan anti-Siam mendorong pihak  kerajaan melakukan upaya-upaya  penyingkiran raja dan tokoh Patani yang bertujuan tetap membuat kerajaan  Patani dalam  suasana kacau  yang pada akhirnya melemahkan  kekuatan- kekuatan sentrifugal anti-Siam agar tidak dapat bergerak leluasa.
Situasi Patani semakin  terpojok dm  dipinggirkan dengan diadakannya perjanjian  antara pihak  kerajaan  Inggris dengan Kerajan Siam dalam hal pembagian wilayah. Situasi politik regional akibat adanya kolonisasi Eropa di wilayah Asia mendorong Siam kemudian mendekonstruksi wilayah kekuasaan  mereka untuk membendung arus imperialis yang ingin menguasai wilayah Semenanjung. Terlebih wilayah seperti Klantan, Kedah, Trengganu, dan patani yang dinilai amat baik untuk wilayah pelabuhan eonomi dan pangkalan perang Inggris.
Takmau berdamapak panajang akibat sengketa Inggris dan Siam pada Akhirnya Inggris Memberikan  hak atas Patani melalui perjajiang Inggiris Siam pada tahun 1902.
B.      Periodesasi Integrasi Patani ke-Siam[21]
Periode
Konteks
Sejarah
Pelaku
1786
Patan Di serang Kerajaan Cungkri ( Siam )
Selepas Phaya Takshin mengusai Ayuthaia 1776, ia mengalihkan perhatianya mengusai selatan semenanjung dengan mengusai Lingor , Shongkla dan Puttalung.
Kerajaan Melayu Patani berhasil di kuasai Kerajaan Cungkri (Siam) pada tahun 1786
Phaya Cakhri memerintah adiknya , Putra Surrasi, dengan dibantu  oleh pharaya Sunaputan., Gobernur  Puttalung, Palatcana, dan Songkla,supaya menyerang Patani tahun 1785.namun Raja Patani  mengami ke gagalanmenahan serangan Siam
1808
Kerajaan Melayu Patani di Pecah menjadi tujuh wilayah
Pemberonkan  dari  tokoh-tokoh  Melayu dapat dipatahkan dengan Siam dengan  mcndapat bantuan  kerajaan pusat di Bangkok kemudian  Kerajaan Melayu Patani dipecahkan  kepada  7  buah negeri atau hua-muang untuk melemahakan melayu Patani.
7 buah wilayah yang dipicah :
1.  patani tuan Sulong
2.  Teluban Nik Dir
3.  Nonchik Tuan Nik
4.  Jalor Tuan Yalor
5. Jambu Nai Pai
6.  Rangae Nik Dah
7.  Reman Tuan Mansur
I. Sultan Muhammad Kalah dalam pertempuran dengan dengan pihak Siam. Akiabat kekalahan itu, sebanyak 4000 orang melayu Patani telah dijadikan tawanan dan dibawa ke Bangkok sebagai Tawanan.
II. Tengku Lamidin telah bersatu dengan Raja Annam yang beragama Islam, Okphaya Cho So, dan pemberontak serta menyerang kedudukan tentara Siam di Tiba, Chanak, Songkla dan Saiburi. Dalam kebangkitan itu, Tengku Lamidin telah di Bnatu oleh Sheikh Andul Kamal dari makkah, tetapi gagal.
III. Padatahun 1808 datuk Pangkalan juga bangkit menentang Siam. Wwalau bagaimanapun, semua pemberontakan yang telah dilakukan tokoh-tokoh Patani dapat di Patahkan oleh Siam.
1838
Kebangkitan Islam
kcjadian  dipicu  olch  keadaan yang  tidak mendukung  kesejahteraan Rakyat Patani
usaha ini dilakkan untuk menggembalikan kembali kekuasaan raja dan kedaulatan Patani yang diambil Siams
Kekecewaan tokoh-tokoh patani terhadap Raja Rama III yang melakukan Pelantikan Gubernur kepada tujuh wilayah Patani agar menyokong Pemerintahan Siam agar menjadi Kokoh
1896
Perubahan kebijakan
Pemerintahan daerah dalamupaya mendapat dukungan material dengan meminta  upeti lebih yang di berlakukan oleh raja Culalongkorn
Rancanagan pembagian wilayah berdasarkan system Thessphiban. Dibawah Kerajaan negeri melayu tidak lagi mempunyai kuasa otonomi dan dengan itu juga raja-raja melayu akan kehilangan kedaulatan mereka. System tesaphiban: pembagian wilayah yang disusun dalam satu unit yang dikenali sebagai daerah-daerah , tiap-tiap daerah ini dipimpin oleh suatu dewan perwakilan (khaluang thesaphiban) yang bertangungjawaban kepada menteri yang bertanggung jawab kepada menteri dalam negeri. Dibawah system ini juga, semua Kki tangan kerajaan dari atas sehingga kepaling bawah dibayar dengan gaji kerajaan.
Raja Chulangkorn memberlakukan Sistem Thesaphiban sebagi akibat pergolakan yang terjadi di asia Tenggara tahun 1890 dimana mulai beruasanya Penjajah Inggris dan Prancis yang mengancam wilayah Integritas Siam
1908
Kerajaan melayu berusaha melakukan pemberontakan terhadap siam
Raja dan petinggi kerajaan Patani menolak kehadiran pegawai kerajaan Siam dan pegawai-pegawainyha karena dianggap ikut campur tangan teralu dalam mengeani urusan pembagian wilayah negeri-negeri Patani diberlakukannya peraturan wilayah nomor `20 yang bertujuan memperkokoh penguasaan kerajaan siam atas wilayah patani yang berbuntt pada penangkapan raja-raja melayu termasuk dianataranya Tengku Abdul Kadir tahun 1902
Tengku Abdul Kadir merancang untuk memberontak pada akhiroktober, 1901 selepas perbekalan dan peluru tiba dari Singapura, Upaya pemberontakan ini didukung oleh negeri Islam Lain.



[1]          Wiphusana Kalimanee, Thesis “ The Need to Improve Population and Resouce Control in Thailand’s Counterinsurgency, California : Naval Postgraduate School.2008. pdf. Hlm. 4.

[2]          Nik Anuar Nik Mahmud, Sejarah Perjuangan Melayu Patani1785-1954.Bangi : University Kebangsaan Malaysia. 1999.Pdf hlm. 6.

[3]          Mohd Zamberi A. Malek, Umat Islam Patani Sejarah dan Politik. Selangor Darul Ehsan ; Hizbi Syah Alam. 1993. Hlm. 25

[4]          Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A, Ed, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Asia Tenggara, Jakarta. 2002. Hal 466

[5]          Siti Maryam, Eds., Sejarah Peradaban Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, (Yogyakarta: Lesfi, 2004), hal. 332

[6]          Dengan adanya kerajaan Hindu-Buddha yang besar secara tidak langsung mempengaruhi geopolitik kawasan asia Tenggara, Sebagaimana telah di singgung Penulis bahwa langkasuka merupakan daerah yang pernah di kuasai oleh Kerajaan Sriwijaya sebelum ditaklukannya Sumatra oleh Majapahit.

[7]            Mohd Zamberi A. Malek, Umat Islam Patani Sejarah dan Politik. Selangor Darul Ehsan ; Hizbi Syah Alam. 1993. Hlm. 25

[8]          A. Teeuw D.K.Wyatt, The History Of Patani. Koninklijk Intutuut Voor Taal,Land – En Volkenkude. 1970. Jilid 5 Hlm. 148

[9]          Mohd Zamberi A. Malek, Umat Islam Patani Sejarah dan Politik. Selangor Darul Ehsan ; Hizbi Syah Alam. 1993. Hlm. 31

[10]         Sultan Ismail Syah mengirim Putra dari Saikh Said  sebagai duta Kesultnan Patani untuk mengirim surat eksistensi keberadaan Kesultanan Patani di wilayah Utara Malaka.

[11]           Mohd Zamberi A. Malek, Umat Islam Patani Sejarah dan Politik. Selangor Darul Ehsan ; Hizbi Syah Alam. 1993. Hlm. 37

[12]         Peristiwa Penciptaan tiga meriam ini  dilakukan melalui politik dagang /penghentian eksport biji besi ke Negara lain. Ada sebuah kisah yang menyebutkan bahwa ketika kebijakan enghentian eksport biji besi terdapat pedagang dari Sumatra yang melakukan pembeiian dengan melalui Pasar gelap namun peristiwa ini di ketahui Sultan dan pada akhirnya pedagang yang melekukan  jual beli tersebut di hokum mati dan di kuburkan di Patani.

[13]         Mohd Zamberi A. Malek, Umat Islam Patani Sejarah dan Politik. Selangor Darul Ehsan ; Hizbi Syah Alam. 1993. Hlm. 39

[14]         Ibid, peritiwa ini  dikatakan sebagai peristiwa yang amat membanggakan karena setelah peristiwa itu Kesultanan Patani tidak pernah menyerang kerajaan Siam  hingga pusat Ibu Kotanya.

[15]           Hal ini menandai untuk kesekiankalinya tradisi Musyawarah di terapkan dalam kepemimpinan di Kesultanan Patani

[16]           P.Rudolf Yuniarto, Integrasi Muslim Patani: Reidentitas Sosial atas Dominasi “Nasional Thailand. LIPI, Internet Format PDF.  Hlm. 5 

[17]         Ibid. Hlm. 87.

[18]         Ibrahim Syukri, Sejarah Kerajaan Melayu Patani. Bangi : Universiti Kebangsaan Melayu. 2002. Hal 67

[19]         Ibrahim Syukri, Sejarah Kerajaan Melayu Patani. Bangi : Universiti Kebangsaan Melayu. 2002. Hlm.81

[20]         P.Rudolf Yuniarto, Integrasi Muslim Patani: Reidentitas Sosial atas Dominasi “Nasional Thailand. LIPI, Internet Format PDF.  Hlm. 7

[21]         P.Rudolf Yuniarto, Integrasi Muslim Patani: Reidentitas Sosial atas Dominasi “Nasional Thailand. LIPI, Internet Format PDF.  Hlm.10




[1]          Tim Glosior Internasional, Negara dan Bangsa jilid III, Jakarta: PT. Ikrar Mandir. 2003. Hlm.l 178.