Wednesday 12 March 2014

Kurikulum 2013 Tak Ramah Globalisasi

Globalisasi sudah di depan mata, Pembukaan Perdagangan Bebas Asia Tenggara yang dimulai tahun 2015 tahun depan menjadi titik  awal Globalisasi di wilayah Asia Tenggara. Kesiapan masing-masing negara merupakan taruhan yang amat berat bagi kompetitor negara-negara Asia Tenggara. terlebih bagi negara-negara yang belum siap dalam menghadapinya.
Kemampuan manajerial pembanguanan negara baik dari sektor Ekonomi dan Sektor Intlektual harus berkesinambungan sehingga terdapat balancing yang kuat dan dapat memperkokoh kekuatan suatu negera atau menjadi negara gagal dan kalah bertarung di era perdagangan bebas tersebut. Era ini merupakan era pembelajaran bagi masing-masing negara anggota ASEAN, Sebelum negara-negara ini akan bertemu lagi dengan saingan-saingan yang lebih kuat di era perdaganagan bebas dunia yang di mulai enam tahun mendatang ditahun 2020.
Sayang begitu sayang, ditengah tantangan tersebut, perubajan kurikulum dilakukan. kesiapan bukan digencarkan namun di kendurkan. Hal ini dapat di lihat dari pengurang jam mata pelajaran. dimana mata pelajaran bahasa Inggris dikurangi jam pengajarannya di kurikulum tersebut dan yang paling oarah adalah penghapusan mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). yang merupakan syarat khusus untuk dapat berkomunikasi ditatanan global.
Persiapan harus dilakukan dengan cepat dan sistematis agar kegemilangan bangsa ini dapat tercapai, mengambil keuntungan lebih besar setelah kesiapan telah matang dan membuahkan hasil. maka tidak mungkin tidak bukan jika negra indonesia akan tetap berdiri dibelakang panggung akibat kesiapan yang kurang.
Maka dari itu, ditengah perubahan kurikulum kedepan yang sudah pasti akan diterapkan rakyat harus siap secara pribadi dalam menghadapi tantangan tersebut. Dengan demikian, pengurangan jam mata pelajaran atau penghapusan mata pelajaran tidak berdamapak negatif. Karena penyiapan pengajaran yang tidak diajarkan telah kita siasati dengan pemberian jam tambahan khusus.
dinataranya dengan menambah bahasa Inggris dan Komputer pada lembaga-lembaga les untuk memenuhi kebutuhan yang sangat mendesak tersebut. Agar kesiapan generasi mendatang dalam kancah perekonomian global dapat  bersaing dan dapat memenangkan persaingan tersebut, dan tidak akan menjadi kalah akibat kekurangan daya saing dalam berkomunikasi dan menggunkan teknologi.