Wednesday 12 April 2017

FORT NUGENT KEGAGALAN INGGRIS MEMBANGUN BENTENG DI BANGKA-BELITUNG

Peta Pulau Bangka Belitung Google Maps 
 
Membicarakan Pulau Bangka-Belitung pada umumnya masyarakat akan mengenal Laskar Pelangi dan Timah. hal ini menjadi suatu kewajaran karena literatur mengenai sejarah Pulau Bangka-Belitung tidak begitu banyak ditemukan di khalayak masayarakat. Bumingnya film Laskar Pelangi dan pengenalan bangka-Belitung dari Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial-lah yang mengenal masyarakat Indonesia terhadap Bangka Belitung sebagai penghasil timah. Namun ketika mencri informasi kesejarahan Bangka-Belitung hanya dapat ditemui dari catatan-catatan perjanjian kolonial, muhibah bangsa asing dan penilitian yang dilakukan belakangan ini.

Dalam mendalami sejarah eksistensi kolonial Inggris di Nusantara masyarakat Indonesia akan mengenal Thomas Stanford Rafles yang bertugas sebagai Gubernur Jenderal Inggris di wilayah Hindia-Belanda. atas keberhasilannya bersama Lord Minto menjalankan strategi menaklukan Jawa dari kekuasaan Hindia-Belanda. setelah mengerahkan 100 Kapal dan  5 fregat yang diisi lebih dari 10000 pasukan yang dikumpulkan dari wilayah India dan wilayah kekuasan Inggris lain di Asia.

Kedatangan tentara Inggris dengan begitu banyaknya ini merupakan rencana panjang yang begitu matang hingga dilaksanakannya. Momen itupun tiba dengan lancarnya tanpa disengaja akibat kekalahan Belanda atas pasukan Napoleon Bonaparte dari Prancis yang berhasil menguasai Belanda dari sisi selatan negeri induk Hindia-Belanda itu. Pasukan Napoleon berhasil masuk dan menguasai belanda sebelum terlebih dahulu menguasai Belgia di perbatasan Belanda.

Kekuasaan Prancis atas Belanda berdampak juga pada struktur negeri-negeri jajahan belanda di seluruh dunia termasuk Hindia-Belanda yang pada  kesempatannya prancis memelui Gubernur Jenderalnya di Hindia-belanda berhasil membuat jalur pos Anyer Panarukan Secara kronologis, pada tahun 1808 datanglah Herman Willem Daendels dari Belanda ke Banten, waktu ia datang ke Indonesia negaranya tengah di jajah oleh Perancis. Sebagai murid yang disayangi Napoleon, akhirnya Daendels dikirim ke Indonesia untuk menggantikan Gubernur Jendral dari Belanda yang ada di Indonesia oleh Napoleon Bonaparte (Dr. H.J. de Graaf; 363-370, 1949). 

Di tengah lemahnya kekuatan Belanda di Hindia-Belanda, juga ketidak stabilan suksesi kekuasaan atas berdirinya Republik Bataf yang berdiri menggantikan Dinasti van Oranje menambah lemah kekauatan dan pengaruh kekuasaan Belanda itu sendiri. pada akhirnya kerajaan-kerajaan yang awalnya telah ada dibawah pengaruh VOC berada dibawah pengaruh Hindia-Belanda .

Kekuasaan Inggris yang menjadi pesaing utama Prancis di Eropa berdampak pula bagi  wilayah pengaruhnya diluar eropa. melihat kekelahan Belanda dan berganti menjadi Republik Bataav(Belanda dibawah Pengaruh Prancis), Inggris yang meliki kekuatan mulai membangun pengaruhnya di Hindia Timur. Rencana penyerangan terhadap Jawa sebagai pusat kekuatan Belanda di Hindia Timur menjadi target utama. skema serangan Inggris begitu sempurna hingga akhirnya berhasil menaruh pengaruh Inggris pada 18 September 1811 dan menggantikan pengaruh Prancis Melalui Belanda di Hindia-Belanda. 

Melihat Suksesi kekuasaan yang ada,  memicu perubahan sikap raja-raja nusantara untuk menolak perjanjian yang sudah dibuat Belanda dengan  Kerajaan-kerajaan yang sudah ada untuk dilanjutkan sebagai perjanjian Inggris dengan Raja-raja nusantara. Penolakan itu terjadi antara laian di Kesultanan Palembang masa Sultan Mahmud Badarudin II, Kesultanan Bone masa pemerintahan Aru Palaka dan Kesultanan Yogayakarta, saat masa peerintahan Hamengkubuono ke-II

Kesultannan Palembang  pada masa Mahmud Badarudin II menolak keras keberlansungan perjajian kerajaan yang sudah terjalin dengan pemerintah Belanda.  penolakan tersebut dilakukan dengan menyerang dan menghancurkan  Loji Belanda  serta membunuh orang-orangnya. kejadian ini membuat Inggris yang sedang memaksa Kesultanan palembang untuk tunduk pada pemerintahan baru Batavia marah. Sehingga pada kesempatan itu Raflles sebagai Letnan Gunernur Inggirs yang berkuasa di batavia Mengirim Kolonel Robert Rollo Gillespei pada 15 April 1812  untuk menghukum Mahmud Badaruddin II dengan menggantikannya dengan Adiknya Najamudin pada 19 April 1812.  sebelum naik tahtanya Najamudin terjadi pertempuran sengit anatar Mahmud Badarudin II dengan Inggris hingga akhirnya ia harus meninggalakan Palembang dan merelakan Tahtanya ketangan Adiknya.  

Terdapat kontrak dalam suksesi kepemimpinan kesultan Palembang saat itu. dimana Najamudin harus menyerahkan Pulau Bangka dan Belitung ketangan Inggris dan pengganti atas diserahkannya kedua pulau tersebut adalah akan diberikannya santunan tahunan sebagai penggantinya. kontrak perjanjian itu ditanda tangani pada 17 Mei 1812 anata Sultan Najamudin dengan Kolonel Gillespie. 

Meski demikian, Mamud Badarudin II yang merupakan sultan berpengaruh tidak tingga diam melihat keadaan yang begitu tidak menguntungkan baginya dan juga rakyatnya. sehingga pada akhirnya dia melakukan penyerangan kembali ke Palembang. 

Tukar Guling pulau Bangka-Belitung merupakan muslihat yang begitu baik diterapkan Inggris. melihat begitu pentingnya kepualaun Bangka-Belitung bagi Sumberdaya Alam Timah sebagai pemasok amunisi kekuatan militer Inggris juga  jalur pelayaran dagang dan militer Inggrisnya di Nusantara. tidak lama setelah permintaan kekuasaan atas pualau tersebut kolonel Gillespie menginginkan agar dibangunnya Benteng di pulau tersebut. sebagai upaya mengamankan kedudukan Inggris dilaut Cina Selatan hingga Malaka.  

Kepualauan Bangka menjadi titik yang begitu startegis bagi Inggris saat itu berada pebatasan laut jawa dengan selat malaka dan laut cina selatan juga sebagai daerah kontrol wilayah pendudukannnya di bengkulu yang niatnya akan digabungkan dengan wilayah residen palembang dan bangka belitung disamping itu juga sebagai daerah kntrol rempah-rempah dari Jawa Barat. Perlunya sebuah benteng yang kokoh yang kan dijadikan sebagai pemantau alur laut di pelabuhan Muntok.  dan juga wilayah kekuasaan Inggris disekitarnya meliputi Bengkulu-Sumatera selatan dan Bangka-Belitung. 

Pembangunan Benteng pun dilakukan oleh Inggris di Bangka. dengan menamakannya sebagai Fort Nugent sebagai penghargaan terhadap seorang jenderal yang ditugaskan di India Jenderal Sir George Nugent. dibawah arsitek kapten Zeni Thomas Clodes. 

Kegigihan Mahmud Badarudin II dan para pemikutnya yang setia di Bangka  selalu menjadi Ancaman bagi kekusaan Inggris di Bangka. sehingga pada akhirnya terjadi serangan pada pasokan bahan bangunan dan logistik makanan  ke bangka dari palembang. pada tanggal 28 Agustus 1812 di buaya langu. namun perlawanan ini dapat dipatahkan dan membuat pasukan loyalis Badarudin II melalrikan diri. meski pasukan Badarudin II melarikan diri namun serangan itu berhasil menewaskan Kapten Meares (seorang kapten yang dipertanggung jawabkan Rafles untuk mengawasi pembangunan Fort Nugent juga diangkat sebagai Residen Inggris ditugaskan mengejar Sultan Mahmud Badaruddin II dan terjadi pertempuran di Bailangu dengan kekalahan pihak Inggris, Meares tertembak dan akhirnya meninggal. Untuk mempertahankan posisinya Sultan mendirikan kubu-kubu pertahanan di Muara Rawas dan daerah-daerah pedalaman dengan demikian Sultan tidak dapat ditaklukkan.

Perisiwa ini membuat Konsntrasi Inggris di Hindia-Belanda terpecah dan tidak bisa menanganinya karena ada tiga wilayah yang sedang begejolak seperti Yogyakarta dan Bone di Sulawesi Selatan yang mebolak kekuasaan inggris. ditambah dalam proses pembangnan Fort Nugent mengalami kendala baik secara struktur bangunan yang ditempatkan dilokasi yang kurang tepat, ditambah adanya wabah penyakit yang menyerang para pekerja Inggris di Fort Nugent.  Sehingga sampai sebelum diselesaikannya Pembangunan Benteng Fort Nugent. Napoleon Bonaparte dapat dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan kemudian tertangkap, maka pada tahun 1814 melalui Konvensi London (Perjanjian London), Inggris mengembalikan semua daerah kekuasa-an Belanda yang pernah dikuasai oleh Inggris. Akan tetapi Raffles tidak setuju terhadap keputusan-keputusan itu. la meletakan jabatannya dan digantikan oleh Letnan Gubernur Jenderal John Fendall. Pada tahun 1816 John Fendal menyerahkan wilayah jajahan di Indonesia kepada Belanda.


Source :
- Sejarah Benteng Inggris Di Indonesia, Direktorat Geografi Sejarah, Kementerian 
  Kebudayaan dan Pariwisata, 2010 

- Peta Pulau Bangka Belitung: Google Maps