Bermula dari Nazaruddin seorang fungsionaris partai Demokrat. Layaknya terjebak lumpur hidup ia mencoba menarik orang yang di sekitarnya untuk menolong atau bersamanya terhisap lumpur yang kian menenggelamkannya. Setelah ia dinyatakan sebagai tersangka pada proyek peembangunan venue Sea Games XXVI Palembang.
Ocehan tolong Nazar pada akhirnya berhasil menyeret bos-bos yang ia paparkan pada penyidikan hingga akhirnya Angelina Sondahk berhasil ia ajak kedalam lumpur yang menenggelamkan. Pada peraidangan yang menbuktikan ia bersalah pada bulan lalu.
Ocehan Nazar juga akhirnya sampai pada Anas Urbaningrum yang pada minggu lalu ditetapkan sebagai tersangka. Bagai menelan ludahnya sendiri Ketua Umum Partai Demokrat ini enggan di gantung di tiang Monas setelah pernyataannya beberapa waktu lalu nengenai jika keterlibatannya terbukti pada kasus korupsi Nazaruddin maka ia siap untuk d gantung d tiang monas.
Bagai kebakaran jenggot Demokrat telah berfikir diam dengan mengatur rencana beberapa saat sebelum Anas d tetapkan sebagai tersangka. Namun rencana yang di galakan Demokrat di nilai telat. Publik secara kasat telah mendalami beberapa kasus yang didalamnya terdapat anggota Demokrat.
Jalan terbaik pada dasarnya harus di upayakan di awal pembentukan partai sebagai usaha prefentif partai dalam mengharumkan partai. Fakta integritas pada akhirnya tidak merubah opini publik hingga akhirnya Cap Buruk publik terhadap Demokrat telah mendarah daging.
Bukan tidak mungkin kekalahan Dede Yusuf yang merupakan kader Demokrat pada Pilgub Jabar berdasarkan hasil quick count 24 Pebruari 2013 kemarin akibat turunya elektabilitas partai di tengah masyarakat.
Api dalam sekam telah membakar sekan dari dalam. Kehancuran Demokrat sudah ada didepan mata, namun kepercayaan partai harus tetap terjaga agar ke ikut sertaan partai pada pemilu 2014 akan berhasil dan tak sia-sia setelah kasus-kasus korupsi yang mendera Demokrat.
No comments:
Post a Comment