Pesawat N-250 adalah pesawat penumpang sipil (airliner) regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia,PT DI, Indonesian Aerospace), Indonesia. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia. Berbeda dengan pesawat sebelumnya seperti CN-235 dimana kode CN menunjukkan CASA-Nusantara atau CASA-Nurtanio, yang berarti pesawat itu dikerjakan secara patungan antara perusahaan CASA Spanyol dengan IPTN.
Pesawat diatas memang dirancang dan dibangun hingga diterbangkan oleh putra terbaik bangsa suatu kebanggaaan bukan. Pastinya, Namun banyak pula orang yang tidak pamiliar dengan nama Nurtanio. Nah lo..., Siapa gerangan nama tersebut dan sempat disebutkan di paragraf atas. Berbeda dengan B.J Habibie yang merancang dan membangun di era ke-emasan bangsa Indonesia, diera kepemimpinan Presiden Soeharto. yang sedikit banyak membawa Indonesia kearah pembangunan yang pesat di berbagai sektor, khususnya sektor pertanian dan migas.
Nurtanio Pringgoadisuryo
Lahir di Kandangan, Kalimantan Selatan, 3 Desember 1923 – meninggal 21 Maret 1966 pada umur 42 tahun. Cukup singkat memang usianya. namun yang menajdi perhatian dari tokoh pemuda Bangsa Indonesia tersebut adalah tentang bagaiman ia di tengah era awal kemerdekaan telah berusaha menciptakan kebanggaan bukan hanya bagi dirinya sendiri namun juga bagi bangsa Indonesia yang baru merdeka.
Banyak orang tidak mengetahui Bersama Wiweko Soepono, Nurtanio membuat pesawat layang Zogling NWG (Nurtanio-Wiweko-Glider) pada tahun 1947. tepat dua tahun setelah kemerdekaan Indonesia. Nah lo.., Bangsa Indonesia telah menciptakan Pesawat terbang sejak awal kemerdekaan? Agak kabur memang pemberitaan tentang siapa dan apa yang telah dilakukan Nurtanio bagi bangsa Indonesia.
Penulis tidak akan memabhas mengapa ide kreatif Nurtanio tidak terendus kepada kita generasi milenium haha.. Pastinya kita akan kagum tentang dirinya karena ia adalah cikal bakal pembuat pesawat asli buatan bangsa Indonesia.
Cita-cita dan keinginan serta kecintaannnya akan dunia kedirgantaraan sudah dia awali sejak masa Hindia Belanda. Nurtanio pada saat itu berlangganan majalah kedirgintaraan Vliegwereld, dan menekuni masalah aerodinamika dan aeromodelling. Pada masa itu, Nurtanio sering mengadakan surat menyurat dan korespondensi dengan sesama pencinta Aeromodelling pada zaman Hindia Belanda. Diantaranya adalah Wiweko Soepono yang saat itu sudah mendirikan perkumpulan pencinta Aeromodelling serta berlangganan majalah Vliegwereld.
Pada masa pendudukan Jepang, di sekolah menengah tinggi teknik atau Kogyo Senmon Gakko, Nurtanio mendirikan perkumpulan Junior Aero Club yang isinya tentang bagaimana teknik pembuatan pesawat model yang merupakan dasar-dasar Aerodinamika. Karena pada masa pendudukan Jepang penggunaan bahasa Inggris dilarang, maka untuk menghidari kecurigaan ditempaknya dua orang pengawas berkebangsaan Jepang diantaranya adalah Tuan Imazawa. Disinilah Nurtanio berkenalan dan bertemu dengan R.J Salatun, yang juga berminat dalam masalah penerbangan dan kebetulan berlangganan majalah kedirgantaraan yang sama yakni Vliegwereld. Pada saat itu peserta dibatasi karena para pesertanya yang sebelumnya membludak, jadi hanya tinggal sedikit.
Di JAC, Nurtanio dan sahabatnya, R.J Salatun, juga bertemu dengan guru olahraga yang bernama Iswahyudi yang juga memiliki pengetahuan dalam masalah penerbangan, yang ketika perang dunia II pecah, sedang mengikuti pendidikan penerbang militer Belanda yang kemudian diungsikan ke Australia. Perhatian Nurtanio pada masa itu tidak hanya dalam masalah pesawat model tetapi bahkan menekuni buku-buku teknik penerbangan yang saat itu banyak berbahasa Jerman serta sudah menekuni dan menggambar rancangan glider atau pesawat layang type Zogling yang merupakan obsesinya.
Sekitar tahun 1948, Nurtanio ditugaskan ke Manila, Filipina untuk melanjutkan studi kedirgantaraannya di FEATI (Far Eatern Aero Technical Insitute). Sebagai bekal hidup, Nurtanio membawa kerajinan perak Yogyakarta yang ternyata susah untuk dijual.Waw... Bangsa Indonesa Bersekolah keluar negeri sambil BERDAGANG...!!! bayangkan sekarang banyak anak-anak dari kita amaupun tetngga kita termanjakan ooleh diri kita sendiri. membiayai sekolah diambah uang jajan yang berlimpah. Nurtanio merupakan contoh yang harus ditiru oleh kita generasi milenium bangsa Indonesia. karena dengan kerja kerasnyalah ia dapat mewujudkan cita-citanya untuk dapat membuat pesawat bagi bangsanya.
Pada masa selesainya perang kemerdekaan tahun 1954, Nurtanio berhasil merancang dan membuat pesawat Sikumbang yang merupakan pesawat all metal pertama Indonesia. Pada masa perintisannya, Mayor Udara Nurtanio bersama 15 stafnya tahun 1953 dalam perbengkelan kecil Seksi Percobaan Lapangan Udara Husein Sastranegara, berhasil membuat sejumlah pesawat terbang diantaranya, pesawat serba logam (all metal) COIN (Counter-insurgency-anti gerilya) yang diberi nama Si Kumbang 1 Agustus 1954. Pesawat rancangan beliau lainnya yang pernah dibuat, Belalang 85 (1958) yang kemudian pesawat latih ini disempurnakan dan diproduksi sebagai Belalang 90. Pesawat latih ini digunakan untuk mendidik para calon penerbang Angkatan Udara dan Pusat Penerbangan Angkatan Darat. Pada tahun yang sama, Nurtanio dan para asistennya berhasil membuat pesawat olah raga Kunang 25 bermesin mobil Volkswagen. Ia juga merintis membuat prototipe helikopter Kepik dan Manyang serta girokopter Kolentang.
Nurtanio kemudian berencana menerbangkan ke daerah Sekaten, Yogyakarta dari Bandung. Sahabatnya R.J Salatun mempunyai firasat buruk tentang penerbangan itu dan berniat membatalkannya. Karena dia punya akses langsung kepada Kepala Staf Angkatan Udara Suryadarma, Salatun memberikan argumen kepada Suryadarma agar membatalkan rencana penerbangan Nurtanio ke Yogyakarta dengan alasan Nurtanio adalah satu-satunya kostruktur penerbangan yang dimiliki Angkatan Udara. Suryadarma setuju dengan alasan Salatun dan memerintahkan stafnya untuk memberikan radiogram pembatalan rencana penerbangan ke Yogyakarta. Untuk mengobati rasa kesalnya, Nurtanio menerbangkan pesawat Sikumbang itu keliling udara Bandung di sekitar Lanud Husein Sastranegara.
Si Kumbang
Tidak lama kemudian pesawat itu didaratkan di Lanud Husein karena mengalami gangguan berupa mesinnya mati. Nurtanio mengambil kesimpulan seandainya dia melakukan penerbangan ke Yogyakarta, maka dia harus mendarat darurat di daerah rawan yang masih dikuasai DI/ TII karena mengalami mesin mati.
Belalang
Disamping pembuatan dua pesawat tersebut diatas ia juga menciptakan pesawat lain seperti si Kumbang dan Gelatik. Nurtario gugur pada suatu kecelakaan pesawat terbang pada tanggal 21 Maret 1966, ketika menerbangkan pesawat Aero 45 atau Arev yang sebenarnya buatan Cekoslowakia, yang telah dimodifikasi dengan memberi tangki bahan bakar ekstra. Pesawat ini sebenarnya akan digunakan untuk penerbangan keliling dunia, dan Nurtanio mengalami kecelakaan saat kerusakan mesin, dia berusaha untuk mendarat darurat di lapangan Tegallega Bandung namun gagal karena pesawatnya menabrak toko.
Demikian cerita singkat tentang Nurtanio dengan Pesawat Pertama Buatan bangsa Indonesia, meruakan tugas kita sebgai generasi muda untuk menumbuhkan semangat Nurtanio diera kemudahan saat ini sebagai tolah ukur kebesaran bangsa Indonesia yang merupakan bangsa yang memiliki kekuatan untuk berdiri diats kakinya sendiri.
Thanks To : Wikipedia.